kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Rambah pasar Arab Saudi, Sido Muncul (SIDO) bakal meratakan distribusi di luar negeri


Jumat, 21 Agustus 2020 / 15:07 WIB
Rambah pasar Arab Saudi, Sido Muncul (SIDO) bakal meratakan distribusi di luar negeri
ILUSTRASI. Pabrik Tolak Angin milik PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Pandemi virus corona (Covid-19) tidak menghentikan langkah PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk untuk memperluas jangkauan pasar penjualan ekspornya. Pada 10 Agustus 2020 lalu, emiten berkode saham SIDO tersebut melaksanakan ekspor perdana untuk 1 kontainer  produk Tolak Angin Cair ke Arab Saudi guna dipasarkan dan diperkenalkan di sana.

Ekspor perdana SIDO  ke Negeri Minyak ini merupakan hasil dari penandatanganan kerja sama sama antara perusahaan dengan mitranya, yakni Mizanain dari Arab Saudi yang dicapai pada perhelatan Trade Expo Indonesia pada Oktober 2019.

Direktur Keuangan SIDO Leonard menjelaskan, perusahaan ingin menyasar para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) serta jamaah haji asal Indonesia sebagai target pasar di awal pengembangan pasar.

Baca Juga: Kinerja Kimia Farma (KAEF), Kalbe Farma (KLBF), dan Sido Muncul (SIDO) Moncer

Kalau brand Tolak Angin Cair sudah kokoh di Arab Saudi, nantinya penjualan produk Tolak Angin Cair juga diharapkan bisa merengkuh segmen pasar di kawasan Arab Saudi. 

“Kami akan memulai dengan meratakan distribusinya dahulu,” kata Leonard kepada Kontan.co.id, Jumat (21/8).

Untuk diketahui, SIDO memang gencar memperluas jangkauan pasar ekspor dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2018 lalu misalnya, SIDO melakukan ekspor perdana produk Tolak Angin ke Filipina, sementara di tahun 2019 SIDO melakukan ekspor perdana produk Kuku Bima Ener-G! ke Nigeria melalui entitas anak perusahaan, Muncul Nigeria Ltd.

Seiring dengan upaya perluasan pasar ekspor yang dilakukan, porsi kontribusi penjualan ekspor dalam total penjualan perusahaan meningkat. Tercatat, persentase penjualan ekspor terhadap total penjualan SIDO mencapai 5% di tahun 2019. Sebelumnya, persentase penjualan ekspor terhadap total penjualan SIDO hanya mencapai 2% di tahun 2018.

Baca Juga: Kinerja positif, begini prospek saham SIDO

Ke depannya, Leonard mengatakan pihaknya masih melihat perkembangan situasi yang ada sebelum melakukan pengembangan pasar di negara tujuan ekspor baru lainnya. Asal tahu saja, sebelumnya SIDO sempat berencana menjajaki pasar ekspor di wilayah Asia Tenggara seperti Myanmar dan Vietnam pada tahun ini.

Leonnard bilang, pengembangan pasar di negara tujuan ekspor baru, terutama yang berada di wilayah Asia Tenggara masih tersendat. Maklum, kondisi pasar ekspor masih belum sepenuhnya kondusif akibat pandemi.

Meski begitu, SIDO akan memanfaatkan momentum pemulihan di beberapa negara tujuan ekspor eksisting yang sudah mulai menghentikan penerapan kebijakan lockdown dan berada di fase pemulihan seperti misalnya Malaysia.

“Kami melihat Malaysia memiliki potensi pemulihan yang cepat dibandingkan dengan negara-negara tujuan ekspor kami yang lain seperti Filipina dan Nigeria,” terang Leonard.

Menimbang kondisi yang ada, Leonard memproyeksi kontribusi penjualan ekspor perusahaan pada tahun ini  akan mencapai sekitar 2% dari total penjualan, lebih rendah dari persentase tahun sebelumnya.

Sampai tutup tahun nanti, SIDO menargetkan pertumbuhan satu digit pada penjualan dan pertumbuhan sebesar 10% pada sisi laba bersih. Target ini dirumuskan dengan asumsi terdapat pemulihan ekonomi dan sosial di semester  kedua tahun ini.

Sepanjang semester pertama tahun ini, SIDO membukukan penjualan sebesar Rp 1,45 triliun, tumbuh 3,51% dari realisasi penjualan pada paruh pertama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 1,41 triliun. 

Secara terperinci, realisasi penjualan tersebut terdiri atas penjualan Jamu herbal dan suplemen sebesar Rp 923,19 miliar, makanan dan minuman Rp 469,16 miliar, dan farmasi sebesar Rp 67,35 miliar.

Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk alias laba bersih perusahaan naik 10,60% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 374,11 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 413,79 miliar di semester pertama tahun ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mudah Menagih Hutang Penyusunan Perjanjian & Pengikatan Jaminan Kredit serta Implikasi Positifnya terhadap Penanganan Kredit / Piutang Macet

[X]
×