Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Pratama Guitarra
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi covid-19 menghambat realisasi investasi di sektor ketenagalistrikan sepanjang periode Semester I-2020 ini. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, realisasi investasi di sektor setrum di paruh pertama tahun ini baru mencapai US$ 3,97 miliar.
Angka itu setara dengan 33,22% dari target investasi ketenagalistrikan yang pada tahun 2020 dipatok sebesar US$ 11,95 miliar. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengamini, kondisi pandemi berdampak terhadap realisasi investasi.
"Itu karena ada covid-19. Kita lihat ke depannya sampai akhir tahun seperti apa, mudah-mudahan membaik," kata Rida dalam konferensi pers virtual yang digelar Kamis (30/7).
Realisasi investasi sebesar US$ 3,97 miliar itu terdiri dari invetasi PT PLN (Persero) sebesar US$ 2,64 miliar, investasi pengembang listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP) sebesar US$ 1,23 miliar, danĀ dari Private power utility (PPU) sebanyak US$ 0,10 miliar.
Baca Juga: PGN teken lima perjanjian implementasi harga gas US$ 6 per mmbtu
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu mengungkapkan bahwa sejatinya realisasi investasi sebelum merebaknya covid-19 masih menggembirakan. Dia memberikan gambaran, dalam capaian target bulanan, hingga bulan April realisasinya selalu melebihi dari yang ditargetkan.
Misalnya, investasi hingga bulan Maret ditargetkan di angka US$ 1,79 miliar, tapi realisasinya mencapai US$ 2,5 miliar. Pada bulan April, target investasi di angka US$ 2,99 miliar namun realisasinya sudah sebesar US$ 3,3 miliar.
Namun, sejak bulan Mei, realisasi berada di bawah target. Realisasi hingga bulan Mei hanya mencapai US$ 3,7 miliar dari target US$ 4,18 milair. Alhasil, realisasi investasi ketenagalistrikan hingga bulan Juni baru mencapai US$ 3,97 miliar, lebih mini dari target awal yang sebesar US$ 5,38 miliar.
Baca Juga: PLN targetkan pembahasan RUPTL 2020-2029 bisa dimulai bulan depan
"Jadi kalau kita lihat sebelum covid realisasi melampaui target. Tapi di Mei sudah mulai renggang antara target dan realisasi," sebut Jisman.
Arus barang dan tenaga kerja yang terkendala covid-19 menjadi penghambat pengerjaan proyek kelistrikan. Misalnya, pembatasana masuknya tenaga kerja asing dan juga peralatan atau komponen, sehingga pekerjaan konstruksi mengalami keterlambatan.
Akibatnya, belanja investasi pun terganggu. Dengan kondisi ini, Jisman pun tak menampik akan adanya pemundaran jadwal sejumlah proyek dan potensi penundaan jadwal operasional dari beberapa pembangkit listrik.