Reporter: Handoyo | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) tentang tata niaga impor kelar hari ini (20/9).
"Hari ini Permendag tuntas," kata Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan disentra perajin tahu Utan Kayu, Jakarta Timur, Jumat (20/9).
Setidaknya, ada dua poin penting dalam revisi Permendag tersebut. Selain meniadakan penetapan harga jual perajin (HJP), pelaku importasi kedelai diubah dari hanya pemegang IT (Importir Terdaftar) menjadi IU (Importir Umum).
Gita mengatakan, penghapusan HJP tersebut merupakan arahan Wakil Presiden Boediono. Harapannya, bila HJP ditiadakan, maka hukum pasar akan terjadi dan selanjutnya dapat menstabilkan harga kedelai.
Sementara itu untuk rencana penghapusan bea masuk sebesar 5%, menurut Gita, juga akan diatur lewat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang juga akan keluar pada hari ini.
Menurutnya, kemarin (19/9) tim tarif yang menangani persoalan tersebut telah cukup tuntas menyelesaikan kebijakan tersebut.
Namun, terkait jangka waktu untuk pembebasan bea masuk, Gita belum dapat memastikan. Menurutnya, kebijakan penghapusan tarif tersebut sangat berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar rupiah dan kondisi panen di negara produsen kedelai. Dua faktor tersebut akan menjadi basis atau dasar untuk mengambil sikap tersebut.
Gita menambahkan, dalam satu bulan terakhir, telah terjadi gangguan produksi kedelai di negara produsen. Meski tidak merinci, namun di Amerika Serikat telah terjadi kemarau yang cukup panjang, sehingga harga kedelai mengalami kenaikan.
Dampak penghapusan bea masuk
Singgih Sutanto, Direktur PT Jakarta Sereal mengatakan, penghapusan bea masuk akan memberikan dampak terhadap pengurangan harga kedelai sekitar Rp 400 per kilogram (kg). "Kami usahakan pemasukan barang secepat mungkin," kata Singgih.
Bahkan, dalam dua minggu mendatang, Singgih memproyeksikan harga kedelai di pasar dalam negeri akan melandai. Saat ini, harga kedelai sampai di Indonesia sekitar Rp 8.700 per kg-Rp 8.800 per kg. Dus, dengan pemangkasan bea masuk, harganya mendekati Rp 8.000 per kg.
Catatan saja, hingga saat ini volume impor kedelai yang dilakukan oleh Jakarta Sereal sekitar 300.000 ton. Sementara SPI yang diterima untuk melakukan impor hingga akhir tahun sebanyak 55.000 ton. Negara asal impor kedelai tersebut antara lain Amerika dan Argentina.
Selain impor, Jakarta Sereal juga dalam tahap melakukan pembelian kedelai dari petani lokal. Singgih bilang, perusahaannya sedang melakukan tahap pembelian sebanyak 500 ton dari petani di Jawa Tengah.
Sementara itu, Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) mengembalikan Surat Persetujuan Impor (SPI) kedelai ke Kemendag sebesar 105.000 ton.
Dengan pengembalian tersebut, Gakopti hanya akan merealisasikan impor kedelai hingga akhir tahun ini sebesar 20.000 ton. Sebelumnya, Gakoptindo sendiri mendapat SPI kedelai dari Kemendag sebanyak 125.000 ton.
Namun, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Srie Agustina mengatakan, pengembalian SPI tersebut karena Gakopti hanya mampu melakukan importasi sebesar itu. "Dia (Gakopti) hanya mambutuhkan dan mampu mengimpor 20.000 ton," kata Srie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News