kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.620   158,00   0,94%
  • IDX 6.767   17,72   0,26%
  • KOMPAS100 979   5,15   0,53%
  • LQ45 762   4,33   0,57%
  • ISSI 215   0,81   0,38%
  • IDX30 395   2,48   0,63%
  • IDXHIDIV20 471   1,18   0,25%
  • IDX80 111   0,53   0,48%
  • IDXV30 115   0,73   0,63%
  • IDXQ30 130   0,90   0,70%

Revitalisasi kilang Cilacap bisa tekan impor BBM


Kamis, 26 November 2015 / 18:00 WIB
Revitalisasi kilang Cilacap bisa tekan impor BBM


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Havid Vebri

CILACAP. PT Pertamina (Persero) terus berupaya untuk mengembangkan kilang milik perseroan yang berada di Cilacap, Jawa Tengah.

Ada tiga proyek yang diresmikan oleh Pertamina pada Kamis (26/11), yaitu peresmian kilang residual fluid catalytic cracking (RFCC) pertamina Refinery unit (RU) IV, Groundbreaking Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC), dan Penandatanganan head of agreement refinery development master plan (RDMP) kilang RU IV Cilacap antara Pertamina dengan Saudi Aramco.

Dalam peresmian tersebut, Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla mengatakan Indonesia sangat tergantung pada impor. Namun saat ini pemerintah bersama Pertamina telah berusaha untuk mengurangi impor.

"TPPI sudah beroperasi ditambah ini lagi (Kilang Cilacap). Maka diharapkan nanti tahun 2019-2020 kita tidak impor lagi,"kata pria yang akrab disapa JK setelah Peresmian Acara tiga proyek Pertamina di Cilacap pada Kamis (26/11).

JK mengatakan, kebutuhan energi di Indonesia sangat besar seiring dengan pertumbuhan ekonomi, pertambahan jumlah penduduk, dan terjadinya pembangunan. Sehingga dibutuh fasilitas energi secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Pada masa lalu Indonesia memang bisa memproduksi bahkan mengekspor minyak. Namun saat ini sebagaian kebutuhan produk minyak diimpor. "Untuk itu segala usaha ini bisa membuat swasembada dan memenuhi kebutuhan dalam negeri,"ujar JK.

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto bilang dengan RFCC maka akan ada tambahan penerimaan dan penghematan impor US$ 3,6 juta per hari. Sementara untuk proyek PLBC maka akan ada tambahan penerimaan sekaligus penghematan impor US$ 1,5 juta per hari.

Ditambah dengan adanya proyek RDMP yang ditargetkan bisa rampung 2019 maka ada tambahan pertamax 40.000 barel per hari, Avtur 40.000 barel per hari, 60 bph solar, aromatik 750 ton per hari, PolyPropylene 472 ton per hari.

Dengan begitu, melalui proyek RDMP akan ada penerimaan sekaligus penghematan impor US$ 10,53 juta per hari. Totalnya ada US$ 15,6 juta per hari.

Adapun tambahan penerimaan sekaligus penghematan impor dari kilang TPPI mencapai US$ 6,4 juta per hari. "Sehingga total tambahan penerimaan sekaligus penghematan impor sebesar US$ 22 juta per hari,"kata Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×