kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.327.000   -23.000   -0,98%
  • USD/IDR 16.635   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.117   -154,57   -1,87%
  • KOMPAS100 1.129   -18,19   -1,59%
  • LQ45 825   -3,57   -0,43%
  • ISSI 283   -7,10   -2,45%
  • IDX30 433   -0,85   -0,20%
  • IDXHIDIV20 501   2,69   0,54%
  • IDX80 126   -1,00   -0,79%
  • IDXV30 137   0,20   0,15%
  • IDXQ30 139   0,50   0,36%

Revitalisasi pabrik Pupuk Indonesia rampung 2017


Jumat, 05 Agustus 2016 / 15:13 WIB
Revitalisasi pabrik Pupuk Indonesia rampung 2017


Sumber: Kompas.com | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kementerian Perindustrian tengah melakukan pengembangan industri pupuk di Indonesia. Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menegaskan, pihaknya telah menetapkan kebijakan yang mendukung industri pupuk dalam negeri seperti revitalisasi industri pupuk, pengembangan program gasifikasi batubara untuk mengganti bahan baku gas bumi dengan batubara dan pengembangan pabrik pupuk di lokasi sumber gas bumi.

Berdasarkan Inpres No 2 tahun 2010 mengenai revitalisasi industri pupuk, PT Pupuk Indonesia melakukan revitalisasi dalam dua tahap untuk lima pabrik pupuk di Indonesia.
“Pada tahap pertama, Pupuk Indonesia akan membangun pabrik Kaltim 5, Pusri 2B, Amorea II, dan Kujang 1C. Sedangkan untuk tahap kedua, akan dibangun pabrik Pusri 3B,” ujar Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat dalam rilis Jumat (5/8).

Pupuk Indonesia menargetkan, pabrik yang tengah direvitalisasi akan rampung pada 2017 dan pabrik tersebut akan menggantikan pabrik lama (revitalisasi) yang usianya sudah di atas 20 tahun dengan konsumsi gas di atas 30 mmbtu per ton pupuk.

Sebagai perbandingan, negara-negara lain penghasil pupuk rata-rata mengonsumi gas hanya hanya 26 mmbtu per ton pupuk. Substitusi dari gas bumi menjadi batubara sebagai sumber bahan bakar pabrik juga diterapkan di pabrik-pabrik baru tersebut.

Proyek yang menelan dana sebesar US$ 661 juta  ini memiliki kapasitas produksi untuk amoniak sebanyak 660.000 ton per tahun dan untuk urea sebanyak 570.000 ton per tahun. Bahan baku utama menggunakan gas 85 mmscfd dengan teknologi untuk amoniak dari Kellog Brown and Root (AS) dan untuk urea dari Toyo Engineering Corp (Jepang).

Pembangunan pabrik Amorea II merupakan proyek strategis karena menjadi bagian dari program ketahanan pangan. Khususnya dalam hal pemenuhan kebutuhan pupuk nasional yang terus meningkat.

“Saat ini, pabrik amoniak eksisting PG memiliki kapasitas produksi 445.000 ton per tahun, sedangkan kebutuhan PG mencapai 850.000 ton per tahun. Di sisi lain, kebutuhan pupuk urea di Jawa Timur saja mencapai 1 juta ton per tahun.

(Pramdia Arhando Julianto)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×