Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mahaka Media Tbk (ABBA) mengejar pertumbuhan pendapatan agar bisa menekan kerugian dan mencetak EBITDA yang positif di tahun ini. Penambahan modal melalui rights issue serta penguatan digital menjadi strategi yang dilancarkan ABBA untuk tahun 2021.
Direktur Utama Mahaka Media Adrian Syarkawi mengungkapkan, sepanjang 2021 ABBA membidik pendapatan sebesar Rp 195 miliar, tumbuh 22,64% dibandingkan raihan pada tahun lalu yang sebesar Rp 159 miliar. Dengan capaian itu, ABBA mengejar EBITDA sebesar Rp 5 miliar dan dapat menekan kerugian menjadi tinggal Rp 8 miliar.
Sepanjang 2020, kinerja keuangan ABBA memang menyusut. Pendapatan ABBA tercatat turun 36,83% secara tahunan (YoY). Rugi tahun berjalan ABBA pun naik menjadi Rp 58,33 miliar. EBITDA pada tahun lalu ada di posisi negatif Rp 35 miliar.
Menurut Adrian, penurunan kinerja ABBA pada tahun lalu tak lepas dari efek pandemi Covid-19 yang turut mengikis kinerja media dalam naungan Mahaka. Sepanjang 2020, pendapatan usaha ABBA dari iklan, distribusi, event dan lain-lain kompak mengalami penurunan.
Baca Juga: Mahaka Media (ABBA) andalkan bisnis berbasis online untuk bertahan saat pandemi
"Pandemi berpengaruh pada seluruh industri, termasuk media di bawah Mahaka. Pada 2021 kami punya semangat untuk menekan kerugian, dengan caranya mengejar revenue Rp 195 miliar. Harapan EBITDA juga sudah positif," ungkap Adrian dalam paparan publik yang digelar Senin (13/9).
Kinerja ABBA ditopang oleh empat segmen bisnis yang dijalankan oleh anak usahanya. Yakni segmen broadcasting, printing & publishing, digital content provider, dan marketing agency service-venue property.
Untuk menumbuhkan pendapatan, ABBA melancarkan sejumlah strategi. Pertama, dari sisi bisnis ABBA akan memperkuat digitalisasi serta konten digital. Kedua, ABBA akan terus melebarkan pasar berdasarkan komunitas-komunitas yang digarap oleh segmen bisnisnya.
Seperti Republika yang fokus pada komunitas muslim, Jak TV di komunitas lokal Jakarta, serta Alive yang menggarap brand activation dengan masuk ke event digital. Adrian bilang, Mahaka akan terus mencermati peluang dari perubahan pasar dan mengadopsinya menjadi pengembangan bisnis yang dijalankan anak usaha.
"Karena masing-masing media di bawah Mahaka punya komunitasnya sendiri, dan itu akan kami fokuskan untuk memperbesar market kami," imbuhnya.
Mengenai realisasi kinerja, Adrian belum membeberkan secara detail. Dia hanya memberikan gambaran, kinerja ABBA hingga semester pertama 2021 masih belum berbeda signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pandemi covid-19 masih menjadi tantangan, khususnya bagi unit cetak Republika Group, TV lokal, serta penyelenggaraan event.
"Untuk kinerja di Semester I, kurang lebih hampir sama. Hanya memang tidak bisa sepenuhnya dibandingkan, karena tahun 2020 ada 3 bulan yang belum pandemi, sedangkan 2021 sudah full pandemi," ungkap Adrian.
Rights Issue
Untuk menunjang strategi pengembangan usaha, ABBA pun akan melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) alias rights issue. PMHEMTD VI ABBA ini pun telah mendapatkan persetujuan para pemegang saham pada 26 Agustus 2021.
Dalam aksi korporasi ini, ABBA berencana melakukan rights issue dalam jumlah sebanyak-banyaknya 1,2 miliar saham dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp 100. Pelaksanaan PMHMETD ini direncanakan tidak lebih dari 12 bulan sejak tanggal persetujuan pemegang saham dari RUPS.
Adrian membeberkan, rights issue ini akan memperkuat struktur permodalan ABBA untuk meningkatkan kinerja serta memperluas investasinya. Alokasi belanja modal (capex) ABBA pun masih menunggu realisasi dana dari rights issue ini.
Baca Juga: NOICE, platform konten audio milik Mahaka Radio (MARI) raih pendanaan pra seri A
"(Jumlah capex) masih menunggu dari HMETD, mudah-mudahan responnya positif. Dari situ kami akan alokasikan kemana saja. Kami juga akan melakukan pengembangan produk baru yang akan kami lihat dari sisi digital dan market anak muda yang sangat berkembang saat ini," ujar Adrian.
Dana yang diperoleh ABBA dari rights issue ini akan digunakan untuk modal kerja anak-anak usahanya. Terutama untuk investasi di bidang digital, pengembangan aplikasi, pembelian hardare serta investasi baru. Fokus utama ABBA ialah untuk mengembangkan bisnis eksisting khususnya yang terkait dengan aplikasi digital.
Namun, ABBA pun tengah menjajaki sejumlah peluang untuk melakukan investasi baru, misalnya pada usaha rintisan (start up). Dengan konten visual yang dimiliki Jak TV, Republika serta event brand activition, tidak menutup kemungkinan ABBA pun akan masuk ke bisnis Video on Demand.
"Tapi mesti lihat dulu, diferensiasi kami apa, dan punya kekuatan nggak untuk menjalankan bisnis ini. Nggak bisa asal punya karena lagi tren. Tapi secara kemungkinan ada, karena kami punya source-nya, itu yang paling penting," pungkas Adrian.
Selanjutnya: Maksimalkan penjualan, Gaya Abadi Sempurna (SLIS) yakin target tahun ini tercapai
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News