kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Riset: Penjualan kendaraan listrik akan lampaui kendaraan konvensional mulai 2035


Kamis, 22 April 2021 / 17:23 WIB
Riset: Penjualan kendaraan listrik akan lampaui kendaraan konvensional mulai 2035
ILUSTRASI. Teknisi mencoba layanan fasilitas pengisian daya atau charging mobil listrik?Hyundai Ioniq di Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

Kebijakan ini juga mampu menarik banyak program investasi yang berhubungan dengan kendaraan listrik hingga sekarang dan Indonesia terus mengejar investasi baru di bidang ini. Indonesia pun memiliki 24% dari total cadangan nikel di dunia sebagai materi pokok yang digunakan dalam pembuatan baterai.

Untuk mencapai targetnya, Indonesia telah membentuk Indonesia Battery Corporation (IBC), sebuah kerja sama antar empat perusahaan milik negara bernilai US$ 22 miliar. IBC akan terlibat dalam keseluruhan rantai pasokan kendaraan listrik, mulai dari penambangan nikel hingga daur ulang.

Tantangan yang menghambat percepatan penerimaan kendaraan listrik di antaranya keterjangkauan harga, waktu yang dibutuhkan saat pengisian daya, jarak atau jangkauan antar pengisi daya, reliabilitas dan ketersediaan stasiun pengisi daya, serta banyaknya pilihan model kendaraan listrik.

Kebijakan pemerintah dalam hal insentif dapat mendukung perkembangan infrastruktur serta meningkatkan faktor keterjangkauan dari kendaraan listrik. Sementara itu, produsen peralatan asli (OEM) harus menjadi ujung tombak dari inovasi dalam hal reliabilitas dan teknologi baterai.

Di antara kebijakan dan insentif yang bisa dipertimbangkan pemerintah untuk meningkatkan permintaan kendaraan listrik adalah insentif fiskal yang berulang, seperti pajak bahan bakar atau harga listrik yang dinamis, insentif fiskal satu kali seperti bebas pajak atau tarif emisi karbon, dan insentif non fiskal seperti infrastruktur pengisian daya, akses jalur khusus, parkir gratis, bebas tol, dan zona emisi rendah.

Untuk memperluas potensi kendaraan listrik, ASEAN perlu untuk menarik perhatian China dalam investasi kendaraan listrik dan mitra kerja yang berpotensial di bidang kendaraan listrik.

China telah memiliki bisnis model kendaraan listrik yang terbukti dengan rantai pasokan yang lengkap dan perusahaan kendaraan listrik yang terbukti. ASEAN dapat menjadi tangan kanan penggerak pasar kendaraan listrik untuk China.

Selanjutnya: Menhub ingin kendaraan listrik jadi kebutuhan massal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×