Reporter: Dimas Andi | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT RMK Energy Tbk (RMKE) bertekad meraih kinerja yang lebih baik memasuki tahun 2025. Perusahaan jasa logistik batubara ini menargetkan bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan usaha sekitar 58,5%.
Dari segi operasional, RMKE menargetkan pemuatan batubara sebesar 11,2 juta ton atau naik 24,1% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Begitu juga dengan penjualan batubara RMKE yang ditargetkan tumbuh 35,4% menjadi 3,8 juta ton pada tahun ini.
Dengan target tersebut, manajemen RMKE memproyeksikan untuk bisa meraih pendapatan usaha sebesar Rp 3,9 triliun pada 2025. Angka ini lebih tinggi 58,5% dibandingkan perolehan pendapatan usaha tahun lalu.
Kemudian untuk laba bersih, RMKE menargetkan kenaikan hingga 62,5%, yaitu naik menjadi Rp 446,7 miliar pada 2025.
Baca Juga: RMK Energy (RMKE) Memuat 7,5 Juta Ton Batubara hingga Oktober 2024
Presiden Direktur RMK Energy Vincent Saputra dalam paparannya menguraikan, untuk mengejar target-target tersebut, RMKE bakal mendapat tambahan dua pelanggan jasa logistik batubara baru, yaitu PT Wiraduta Sejahtera Langgeng dan PT Duta Bara Utama.
Selain itu, RMKEjuga mempercepat pembangunan hauling road yang menghubungkan kawasan operasional perusahaan dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Perseroan akan menginvestasikan Container Yard (CY) yang baru di stasiun bongkar muat Gunung Megang di Muara Enim, Sumatera Selatan. Upaya ini dapat meningkatkan kapasitas pemuatan batubara RMKE di sana dari 4 juta ton per tahun menjadi 8 juta ton per tahun.
Kemudian RMKE juga melakukan peningkatan kapasitas stasiun bongkar muat di Simpang, Sumatera Selatan dengan teknologi bottom dump.
"Dengan adanya proyek-proyek baru ini, kami yakin kinerja perusahaan akan tumbuh sehingga memberi nilai lebih bagi para pemegang saham," jelas dia.
Baca Juga: Volume Jasa Angkutan & Penjualan Batubara RMK Energy (RMKE) Naik di Kuartal III-2024
Vincent juga menyebut, pihaknya juga berencana menerbitkan instrumen keuangan yang belum pernah dirilis perusahaan pada periode-periode sebelumnya. Hal ini sebagai sebagai upaya diversifikasi pendanaan untuk proyek-proyek yang dijalankan oleh RMKE. Hanya saja, RMKE belum bisa buka-bukaan terkait rencana penerbitan instrumen keuangan yang dimaksud.
“Kami masih proses pembahasan dengan pihak regulator,” tutur dia.
Sepanjang tahun ini, RMKE sendiri telah menganggarkan capital expenditure (capex) atau belanja modal sebesar Rp 330 juta pada 2025. Angkanya tumbuh dari alokasi tahun lalu sebesar Rp 247,8 juta.
Vincent berharap adanya perbaikan harga komoditas batubara bisa membuatnya meraih kinerja lebih baik.
Sebagai informasi, RMKE membukukan realisasi loading barge atau pemuatan batubara sebanyak 9 juta ton pada akhir 2024 atau meningkat 19,3% year on year (yoy). Pada saat yang sama, emiten ini menjual sebanyak 2,8 juta ton batubara atau tumbuh 18,8% yoy.
Namun dari sisi finansial, pendapatan usaha RMKE mengalami penurunan 3,6% yoy menjadi Rp 2,46 triliun pada 2024. Sebanyak 69,5% pendapatan usaha RMKE pada tahun lalu berasal dari segmen penjualan batubara. Adapun sisanya sebanyak 30,5% berasal dari segmen jasa pemuatan batubara.
Laba bersih RMKE turut berkurang 11,1% yoy menjadi Rp 274,7 miliar pada akhir tahun lalu. Hal ini akibat efek dari penurunan harga batubara yang terjadi sepanjang tahun kemarin.
“Meski harga batubara cenderung melemah, kinerja operasional kami masih tetap positif sehingga bisa mengompensasi penurunan yang terjadi pada pendapatan dan laba perusahaan,” timpalnya.
Pada akhir perdagangan Selasa (11/3), saham RMKE bertengger di level Rp 530 per saham. Harganya turun 0,93% dibandingkan hari sebelumnya. Sejak awal tahun atau year to date (ytd), harga saham RMKE meningkat 6,43%.
Selanjutnya: Tekanan Jual Asing Makin Kuat, IHSG Susah Menggeliat
Menarik Dibaca: Kehancuran Terbesar dalam Sejarah Terjadi, Robert Kiyosaki Terus Beli 4 Aset Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News