Reporter: Nur Ramdhansyah A | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) membuat terobosan dengan memadukan bisnis peternakan sapi dengan bisnis perkebunan tebu. Direktur Utama PT RNI, Ismed Hasan Putro bilang, penyatuan bisnis peternakan dengan perkebunan tebu itu di luar anjuran Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Perlu diketahui, Kementerian BUMN sebelumnya menganjurkan RNI mengembangkan peternakan sapi di perkebunan kelapa sawit. "Tetapi kami tidak mau hanya satu di perkebunan kelapa sawit saja, kami ingin kelola sapi untuk perkebunan lain,” kata Ismed di Gedung RNI, Selasa (14/8).
Dia menambahkan, peternakan di perkebunan tebu dimulai dengan menyebarkan 100.000 ekor sapi di seluruh perkebunan tebu milik RNI. Contoh, di perkebunan tebu di Subang akan ada 40.000 ekor sapi. Setelah itu, masing-masing 5.000 ekor sapi di perkebunan tebu Jatitujuh dan perkebunan tebu Krebet.
Setelah sapi-sapi tersebut sudah besar, RNI nanti bekerja sama dengan perusahaan lain untuk program penggemukan. Untuk program ini, RNI telah bekerja sama dengan PT Mitra organ dan PT Mitra Kerinci. "PT Mitra Organ kami minta menggemukkan 5.000 ekor sapi, sementara PT Mitra Kerinci kami minta menggemukan 15.000 ekor sapi," terang Ismed.
Selain peternakan, PT RNI juga mengembangkan energi biogas yang diperoleh dari sisa kotoran sapi serta air kencing (urine) sapi. Ampas dari sisa kotoran sapi yang menjadi biogas tersebut kemudian dikelola menjadi pupuk organik cair. "Apa yang dikeluarkan sapi masih bisa kami olah lagi,” tambah Ismed.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News