Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
MAJALENGKA. Kurangnya lahan tebu membuat pabrik gula mencari bahan baku untuk memenuhi kebutuhan produksinya. PT Rajawali Nusantara Indonesia (PT RNI) adalah salah satu yang mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku gula kristal putih.
"Jatah impor dari kementerian perdagangan untuk tahun ini 25.000 ton raw sugar (gula rafinasi). Tahun depan kami akan minta lagi 100.000 ton," kata Direktur Utama PT RNI Ismed Hasan Putro, di Majalengka, Jawa Barat, Jumat (6/9/2013). Ismed berharap tahun depan kesembilan pabrik PT RNI tetap bisa berproduksi sesuai kapasitasnya.
Saat ini, dari ke sembilan pabrik PT.RNI, kapasitas produksi total 400.000 ton. Sebanyak 160.000 ton merupakan gula tebu dari lahan milik PT.RNI, dan 240.000 adalah berasal dari lahan hak guna usaha (hgu) para petani, dengan cara bagi hasil.
Menurut Ismed, kebutuhan gula masih tinggi, sementara lahan terbatas. "Saya sudah minta lahan tidak dapat-dapat," ujar Ismed.
Saat ini menurut Ismed, PT RNI hanya memiliki 20.000 hektar lahan. Sedangkan lahan HGU seluas 100.000 hektar.
Sebagai informasi, impor 25.000 ton gula rafinasi yang datang Agutus 2013, berasal dari Afrika Selatan. Ismed mengatakan ingin impor dari Australia, Thailand, atau Brazil, untuk jatah tahun 2014. (Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News