Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto
Sementara di area Jakarta Pusat, apartemen selalu menjadi incaran bagi para pekerja di kawasan bisnis Jakarta, khususnya di seputaran Sudirman-Thamrin. Maraknya jasa pengelola apartemen sewa harian dan bulanan dalam beberapa tahun terakhir menjadi salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan minat apartemen di tengah kota Jakarta ini.
Sedangkan area Jakarta Selatan masih menjadi kawasan eksklusif para pencari hunian. Konsumen hunian vertikal di kawasan ini didominasi pencari hunian untuk disewakan kembali ke ekpsatriat yang bekerja di kawasan bisnis TB Simatupang, Kuningan, hingga Sudirman, serta konsumen kondominium mewah.
Situasi ini menyebabkan apartemen dengan harga di atas Rp4 miliar banyak dicari dimana berdasarkan data pencarian Rumah.com, sebanyak 33% pencari apartemen di Jakarta Selatan mencari apartemen mewah dengan harga di atas Rp4 miliar.
Marine menyimpulkan bahwa situasi pasar properti pada kuartal pertama 2022 dipengaruhi oleh euforia Hari Raya Idul Fitri dan tradisi mudik, yang sempat terhalang dalam dua tahun terakhir. Para penyedia suplai, baik pengembang maupun penjual properti seken tampaknya menahan diri.
Sementara itu Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan mempertahankan tingkat suku bunga acuan (Bank Indonesia 7 Days Reverse Repo Rate) sebesar 3,5% pada Mei 2022.
Suku bunga acuan 3,5% adalah yang terendah sepanjang sejarah Indonesia dan telah dipertahankan dalam level ini selama 15 bulan terakhir. Bank Indonesia masih menahan tingkat suku bunga acuan diperkirakan untuk tetap menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional.
Baca Juga: Suku Bunga Berpotensi Naik di Semester Kedua, Begini Prospek Sektor Properti
Sedangkan suku bunga kredit pemilikan hunian sedang mengalami penurunan. Suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) menjadi 7,9% dalam tiga bulan terakhir dan suku bunga kredit pemilikan apartemen (KPA) terjaga pada 7,9%.
"Dengan situasi ekonomi nasional yang terlihat semakin stabil, permintaan akan properti bisa kembali naik pada kuartal mendatang karena stimulus Pemerintah terkait potongan pajak pertambahan nilai (PPN) dan DP nol persen yang masih berlaku.
Pemerintah sebaiknya juga perlu mempertimbangkan pasar properti seken karena sama sekali belum merasakan insentif dari pemerintah sejak masa pandemi ini," pungkas Marine.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News