Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Holding industri pertambangan, MIND ID resmi mengambil alih 14% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan nilai Rp 3.050 per lembar saham.
Kesepakatan ini tertuang dalam penandatanganan Definitive Transactions Agreement for The Acquisition of PTVI Shares antara Mind ID dengan Vale Canada Ltd. dan Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. pada Senin (26/2) di Jakarta.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, akuisisi ini menjadi akhir dari perjalanan panjang pengalihan saham Vale Indonesia.
Menurutnya, INCO selama ini tercatat menjadi salah satu perusahaan nikel dengan pengelolaan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG) yang tergolong baik. Meski demikian, masih ada tantangan dalam hilirisasi.
"Meski ESG-nya sudah dikelola dengan baik namun saya lihat program hilirisasi masih jauh dari yang lain. Kita ingin turun sampe perangkat dapur juga bisa dibuat di Indonesia sehingga betul-betul hilirisasi ini sampai ke yang kecil-kecil dan ini akan menciptakan lapangan kerja," sambung Luhut.
Baca Juga: ESDM Klaim Hilirisasi Vale Indonesia (INCO) Tetap Berjalan Pasca Divestasi
Di sisi lain, Luhut meminta agar segala proses perizinan dapat segera dituntaskan pasca penandatanganan ini.
Salah satunya berkaitan dengan perpanjangan izin operasi untuk INCO yang memiliki empat izin KK dengan tahapan operasi produksi yang akan berakhir pada 27-28 Desember 2025.
"Perizinan yang belum keluar agar segera diselesaikan terutama IUPK, kalau bisa dalam minggu ini," tegas Luhut.
Pasca akuisisi ini, MIND ID bakal mengampit sebesar 34% saham INCO dan menjadi pemegang saham terbesar.
Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengungkapkan, total nilai akuisisi ini sebesar US$ 300-an juta.
"Itu dibayar selesai Juni tahun depan dan ada yang melalui mekanisme pasar modal," kata Hendi.
Hendi menjelaskan, nantinya akan dilakukan penerbitan saham baru atau right issue. Yang terang, total saham yang bakal dipegang MIND ID mencapai 34%.
"Jadi ada penerbitan saham baru, dimana kita akan subscribe juga. Tapi total kita 14% yang baru dan yang lama 20% jadi totalnya 34%," pungkas Hendi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News