Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mulai melakukan beragam cara untuk meningkatkan kinerja. Salah satunya adalah dengan menjual gas dalam setara dengan Elpiji 12 kilogram (kg) dan 50 Kg.
Namun berbeda dengan Pertamina yang menjual liquefied petroleum gas (LPG), PGN melalui anak usahanya PT Gagas Energi Indonesia menjual gas dalam bentuk compressed natural gas (CNG) ke pengusaha.
Direktur Komersial PGN Danny Praditya mengatakan, penjualan produk CNG setara LPG 12 Kg dan 50 kg merupakan bentuk diversifikasi usaha dari PGN.
"Diversifikasi dengan gaslink saja. CNG cuma kemasan, setara dengan LPG 12 kg dan 50 kg," kata Danny ke KONTAN, Selasa (7/11).
Biarpun berbobot setara 12 kg, CNG yang dijual oleh PGN ini tidak dipasarkan untuk konsumen rumah tangga. Danny menyebutkan, sasaran pasar dari produk CNG tersebut adalah industri kecil, hotel dan restoran.
Namun sayang Danny tidak menyebut pasokan sumber gas produk CNG ini. "Gasnya dari portofolio pasokan PGN," ujarnya.
Seperti diketahui, PGN memang tengah berusaha memperluas pemanfaatan gas bumi ke masyarakat luas dengan menghadirkan gaslink, yang khusus menyasar ke daerah-daerah yang belum dijangkau oleh gas pipa. Termasuk targetnya adalah para pelaku usaha seperti industri menengah, hotel dan restoran.
Gaslink merupakan gas bumi yang dikompresi sedemikian rupa hingga menjadi CNG yang kemudian didistibusikan menggunakan kendaraan untuk diantar langsung ke para pelanggan. Dengan gaslink, PGN mengklaim pelanggan bisa menghemat pengeluaran sampai lebih dari 20% dibandingkan dengan penggunaan LPG.
Selain CNG, Head of Marketing and Product Development Division PGN Adi Munandir mengungkapkan, PGN juga memperkuat bisnis PT Pegaskom di bidang fiber optik. Usaha fiber optik ini dibangun oleh PGN saat membangun infrastruktur South Sumatra West Java (SSWJ).
Adi menjelaskan, awalnya fiber optik ini hanya digunakan untuk keperluan PGN dalam mengoptimalisasi jaringan. Namun ada sisa kapasitas yang bisa digunakan untuk kegiatan usaha lain.
Adi mengaku, usaha fiber optik ini sudah berkontribusi positif bagi perseroan ini. "Kontribusinya hari ini kalau dibanding dengan eksisting masih besar existing. Tapi kontribusi mulai positif, sudah mulai meningkat, sudah ada perbaikan, semua anak perusahaan bisa berkontribusi positif untuk mendukung bisnis grup PGN," jelas Adi.
Pipa tambang panjang
Sementara itu, pada kuartal III-2017, infrastruktur pipa gas PGN bertambah sepanjang lebih dari 175 kilometer (km) dan saat ini mencapai lebih dari 7.450 km. Angka ini setara dengan 80% pipa gas bumi hilir nasional.
Dari infrastruktur tersebut PGN menyalurkan gas bumi ke 1.739 pelanggan industri manufaktur dan pembangkit listrik, 1.984 pelanggan komersial (hotel, restoran, rumah sakit) dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Serta 177.710 pelanggan rumah tangga yang dibangun dengan investasi PGN.
Selain itu, PGN juga mengelola dan menyalurkan gas bumi untuk transportasi ke sepuluh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan empat Mobile Refueling Unit (MRU). Lalu, PGN juga mengoperasikan dua terminal gas terapung atau floating storage regasification unit (FSRU) yakni di Jawa Barat dan di Lampung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News