kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Salim group lepas 29,4% saham SILO US$ 12,59 juta


Jumat, 09 Januari 2015 / 11:26 WIB
Salim group lepas 29,4% saham SILO US$ 12,59 juta


Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Anak usaha Salim Group yang tercatat di bursa Singapura Gallant Venture Ltd, melalui anak usahanya di Indonesia, PT Batamindo Investment Cakrawala telah melepas saham sebesar 29,4% di perusahaan pertambangan bijih besi PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO). Adapun nilai saham yang dilepas sebesar SG $ 16.633.903 atau setara US$ 12,59 juta. 

Executive Director dan Corporate Secretary Galant Venture Choo Kok Kiong dalam keterangan resminya di situs perusahaan pada Senin (5/1) lalu membeberkan, pelepasan saham tersebut sudah mempertimbangkan pada sejumlah faktor. Seperti pertimbangan aset dasar, posisi keuangan SILO dan kondisi pasar saat ini.

Direktur Operasional SILO Henry Yulianto mengatakan, dirinya belum mendapatkan informasi penjualan saham Galant Venture di perusahaannya. Selain itu juga, soal penjualan saham Galant Venture di SILO sepenuhnya merupakan kewenangan pemegang saham. "Pelepasan saham Gallant itu tidak akan berdampak pada operasi perusahaan. Kami tetap jalan," ujarnya kepada KONTAN, (8/1).

Saat ini, SILO tengah menyelesaikan pembangunan smelter pemurnian bijih besi dengan konstruksi sudah mencapai 40%. Untuk kapasitas produksi smelter ini sebesar 6 juta ton per tahun. Pembangunan smelter yang padat modal dan infrastruktur lainnya diperkirakan menghabiskan dana sebesar US$ 340 juta.

Sebagian dari dana tersebut didapatkan dari pinjaman pada pembeli konsentrat besi SILO asal China. Dalam situasi harga bijih besi dan mineral yang sedang anjlok seperti saat ini, Henry mengakui, tidak mudah bagi perusahaanya untuk mendapatkan pendanaan dari lembaga keuangan termasuk dari pihak perbankan.

Perusahaannya saat ini hanya mengekspor habis persediaan konsentrat besi yang masih ada. "Pasar dalam negeri belum mampu menyerap produksi konsentrat yang kami diproduksi," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×