kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sampai akhir Februari, stok beras Bulog mencapai 1,7 juta ton


Kamis, 27 Februari 2020 / 14:02 WIB
Sampai akhir Februari, stok beras Bulog mencapai 1,7 juta ton
ILUSTRASI. Pekerja mengangkut beras di Gudang Beras Bulog Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (11/4/2019). Perum Bulog mencatat stok beras yang tersimpan saat ini sebanyak 1,7 juta ton. ANTARA FOTO/Arnas Padda/YU/aww.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog mencatat stok beras yang tersimpan saat ini sebanyak 1,7 juta ton. Angka tersebut telah berkurang dari stok akhir Bulog yang sebesar 2,1 juta ton di akhir tahun.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, stok yang dimiliki Bulog saat ini masih dalam kategori aman, khususnya dalam hal menjaga stabilitas harga di masa puasa dan lebaran. Apalagi, menurutnya musim panen akan segera tiba.

Baca Juga: Siap serap beras saat musim panen, Bulog segera gelontorkan 500.000 ton beras

"Dalam waktu dekat sudah ada kemungkinan Maret akhir, kita sudah melakukan penyerapan kembali di beberapa daerah yang memproduksi beras. Kita sudah petakan mana yang akan produksi beras, khususnya yang surplus, sehingga kita akan menyerap sebanyak mungkin," ujar Budi, Kamis (27/2).

Sepanjang Januari hingga 26 Februari, Bulog sudah menyalurkan beras melalui program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) sebanyak 300.000 ton.

Sementara untuk program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), sejak Januari hingga 26 Februari, Perum Bulog menyalurkan beras sebanyak 43.000 ton.

Lebih lanjut, dari total stok beras sebanyak 1,7 juta ton tersebut, terdapat 900.000 ton beras eks-impor. Beras eks-impor yang tersisa ini, berasal dari impor sebanyak 1,8 juta ton yang masuk ke Indonesia pada awal 2018 lalu. Meski masih tersisa, Budi memastikan kualitas beras yang ada masih terjaga kualitasnya.

Baca Juga: Belum dapat izin impor gula, ini kata Bulog

"Kita menyimpan ini sebaik mungkin sehingga kualitas mutu masih terjamin. Karena memang beras impor itu kualitasnya bagus, karena mereka melalui proses yang benar. Artinya melalui pengeringan dan penggilingan yang sempurna, Ini mengakibatkan daya tahan dan kualitasnya lebih baik," kata Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×