kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Sampoerna Agro (SGRO) bakal genjot produksi CPO di kuartal empat tahun ini


Selasa, 06 Oktober 2020 / 20:00 WIB
Sampoerna Agro (SGRO) bakal genjot produksi CPO di kuartal empat tahun ini
ILUSTRASI. Gelar RUPSLB, SGRO Setujui Pengunduran Diri Direktur Utama


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) optimistis bisa menggenjot kapasitas produksi minyak sawit mentah (CPO) nya di kuartal keempat tahun ini. Secara keseluruhan volume produksi CPO perseroan di semester kedua tahun ini akan lebih baik dari pada semester sebelumnya.

Michael Kesuma, Head of Investor Relations SGRO mengatakan beberapa bulan terakhir siklus panen di kebun mulai membaik dengan peningkatan yang signifikan di periode Juli-Agustus. "Diharapkan bulan Oktober ini tetap terus meningkat," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (6/10).

Adapun untuk volume produksi SGRO sampai dengan kuartal tiga kemarin, manajemen belum dapat membagikan detilnya karena masih dihitung. "Tapi masuk kuartal keempat ini kami optimistis produksi bakal lebih baik daripada kuartal ketiga," terang Michael.

Baca Juga: Adhi Karya (ADHI) diprediksi bisa realisasikan kontrak baru Rp 13,5 triliun tahun ini

Bahkan untuk keseluruhan semester kedua tahun ini SGRO memproyeksikan volume produksi CPO naik 30%-50% dibandingkan semester pertama tahun 2020 sekarang. Perseroan juga sebelumnya memprediksi volume produksi di semester kedua bakal berkontribusi 60% dari total volume produksi satu tahun ini.

Sedangkan untuk full year tahun ini, Michael bilang manajemen memperkirakan volume produksi cenderung stagnan bahkan agak sedikit turun dibandingkan perolehan tahun lalu. Berkaca pada laporan keuangan perseroan tahun lalu tercatat volume produksi CPO SGRO mencapai 385.079 ton.

Produksi yang tidak mengalami peningkatan di tahun ini dipengaruhi oleh musim dan cuaca yang berdampak bagi panen sawit, serta kondisi pasar komoditas sawit dunia. Sedangkan terkait tren harga, menurut Michael dalam beberapa minggu ini masih lumayan membaik.

Harga jual CPO perusahaan dalam dua minggu terakhir berkisar Rp 9.000 per kilogram (kg), sempat turun di kisaran Rp 8.000 per kg serta mencapai titik tertinggi di kisaran Rp 10.000 per kg. Harga tersebut cenderung fluktuatif, sehingga Michael enggan memproyeksikan lebih lanjut tren harga jual perseroan.

Baca Juga: PGN alirkan gas untuk 5 pelanggan industri baja dan logam

Adapun berkaca pada laporan keuangan perseroan tahun lalu, harga jual rata-rata CPO SGRO sepanjang tahun 2019 sekitar Rp 6.800 per kg. Dimana pada akhir tahun harga CPO sempat berada pada level tinggi MRY (Ringgit Malaysia) 3.025 per ton atau sekitar Rp 10.000 per kg.

Dari sisi volume penjualan, sebelumnya manajemen sempat membeberkan bahwa selama semester pertama 2020 volume penjualan SGRO turun 9% secara tahunan. Hal ini disebabkan oleh penurunan produksi di paruh pertama tahun ini yang disebabkan dampak cuaca dan musim kemarau.

Hal tersebut menyebabkan pasokan sawit menyusut sehingga terjadi kenaikan harga. Kondisi itu menyebabkan pendapatan bersih SGRO di sepanjang paruh pertama 2020 tetap naik 17,51% secara tahunan menjadi Rp 1,60 triliun, padahal dari segi volume mengalami penurunan.

Sementara beban pokok hanya melonjak 8,8% year on year (yoy) menjadi Rp 1,23 triliun, sehingga laba kotor perusahaan melambung tinggi 59,26% secara tahunan menjadi Rp 367,03 miliar.

Baca Juga: UU Cipta Kerja beri insentif royalti hilirisasi batubara, ini kata BUMI dan ADRO

Dari sisi bottomline, perusahaan kian tergerus berbagai pos beban lainnya alhasil laba bersih SGRO di paruh pertama tahun ini tercatat Rp 971 juta, angka tersebut lebih baik ketimbang periode yang sama tahun lalu dimana perusahaan membukukan rugi bersih Rp 19,22 miliar.

Mengenai belanja modal di akhir tahun ini, perusahaan mengatakan tak ada pengeluaran besar dan investasi baru. Michael bilang perseroan fokus terhadap Business Continuity Planning (BCP) alias menjaga kesinambungan bisnis di tengah pandemi Covid-19 dengan berhati-hati mengeluarkan anggaran.

Sekadar informasi di semester satu tahun ini, perseroan telah menyerap belanja modal senilai Rp 217 miliar, sekitar 70% digunakan untuk investasi, perawatan dan pemeliharaan tanaman sedangkan sisanya 30% untuk perawatan aset tetap seperti gedung dan lini produksi.

Selanjutnya: Penjualan Krakatau Steel (KRAS) mulai membaik di kuartal ketiga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×