Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) optimistis prospek harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) masih bagus di semester II 2023.
Harga CPO sendiri mengalami penurunan di awal September 2023. Melansir Trading Economics, Senin (11/9), harga CPO turun 3,71% dalam seminggu ke MYR 3.737 per ton.
Head of Investor Relation SGRO Stefanus Darmagiri mengatakan, harga CPO mengalami tekanan pada awal bulan ini salah satunya karena ada perkiraan kenaikan pada persediaan CPO Malaysia pada akhir bulan Agustus.
“Di samping itu, ada penurunan harga minyak nabati lainnya, seperti minyak kedelai, dan minyak bunga matahari, yang juga menyebabkan turunnya harga CPO,” ujarnya kepada Kontan, Senin (11/9).
Baca Juga: Harga CPO Masih Tertekan, Begini Rekomendasi Saham Emitennya
Stefanus menuturkan, proyeksi pertumbuhan laba dan pendapatan SGRO pada tahun 2023 sangat dipengaruhi oleh harga jual CPO.
“Harga jual CPO sendiri juga sangat bergantung kepada mekanisme pasar dan fluktuatif harga,” tuturnya.
Namun, kinerja harga CPO masih akan positif di akhir tahun 2023 didukung oleh beberapa sentimen positif. Misalnya, adanya kekeringan di Amerika Utara yang menyebabkan harga kedelai diperdagangkan jauh lebih mahal dari CPO.
Lalu, adanya event seperti Deepavali di India dan Mid-Autumn Festival di Tiongkok, serta fully implementation B35.
“Sentimen itu diharapkan dapat membuat harga CPO tetap solid pada semester kedua 2023,” tuturnya.
Baca Juga: Harga CPO Turun di Awal September 2023, Begini Dampaknya ke Emiten
Pada tahun 2023, SGRO menargetkan pertumbuhan produksi Tandan Buah Segar (TBS) pada tahun 2023 sebesar 5% – 10% YoY dibandingkan dengan tahun 2022.
“Kami akan fokus pada program intensifikasi guna meningkatkan produktivitas, seperti mekanisasi, water management system, dan perbaikan infrastruktur serta digitalisasi,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News