kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sampoerna Agro tetap fokus garap pasar CPO dan produk sawit dalam negeri


Minggu, 23 Agustus 2020 / 16:02 WIB
Sampoerna Agro tetap fokus garap pasar CPO dan produk sawit dalam negeri
ILUSTRASI. Sampoerna Agro melihat permintaan pasar produk sawit dalam negeri masih prospektif.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) tetap fokus membidik pasar minyak sawit dan produk sawit dalam negeri. SGRO berharap, permintaan sawit di dalam negeri terus meningkat.

"Saat ini pasar di segmen olechemical, food dan khususnya energi sangat baik. Khusus untuk energi, kami berharap dorongan dari program biodiesel pemerintah dapat membantu sektor industri sawit dalam negeri," terang Michael Kesuma, Head of Investor Relations SGRO kepada Kontan.co.id, Jumat (21/8).

Saat ini, semua produksi SGRO diserap oleh pasar dalam negeri, dimana beberapa pelanggan terbesarnya di paruh pertama 2020 ini antara lain tercatat PT LDC Indonesia dan PT Sumber Indah Perkasa yang masing-masing menyumbang 23,3% dan 19,3% dari total revenue SGRO saat itu.

Baca Juga: Sampoerna Agro optimistis volume penjualan di semester II naik 30% dari semester I

Di semester pertama tahun ini, pendapatan bersih SGRO mencapai Rp 1,60 triliun atau tumbuh sekitar 17,51% secara tahunan. Sementara beban pokok hanya melonjak 8,8% year on year (yoy) menjadi Rp 1,23 triliun, sehingga laba kotor SGRO melambung tinggi 59,26% secara tahunan menjadi Rp 367,03 miliar.

Dari sisi bottomline, SGRO kian tergerus berbagai pos beban lainnya alhasil laba bersih SGRO di paruh pertama tahun ini tercatat Rp 971 juta, angka tersebut lebih baik ketimbang periode yang sama tahun lalu dimana SGRO membukukan rugi bersih Rp 19,22 miliar.

Mengenai belanja modal di tahun ini, SGRO menyebut tak ada pengeluaran yang terlalu besar. "Kami menerapkan selective spending, meski demikian bukan berarti tidak ada anggaran sama sekali," terang Michael.

Untuk semester satu tahun ini, ia menguraikan bahwa belanja modal alias capital expenditure (capex) yang digunakan Rp 217 miliar, sekitar 70% digunakan untuk investasi, perawatan dan pemeliharaan tanaman sedangkan sisanya 30% untuk perawatan aset tetap seperti gedung dan lini produksi.

Baca Juga: Harga CPO mulai pulih, ini prediksi analis soal prospek kinerja emiten CPO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×