kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.206   65,54   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   13,29   1,21%
  • LQ45 880   13,50   1,56%
  • ISSI 221   1,37   0,62%
  • IDX30 450   6,98   1,58%
  • IDXHIDIV20 541   6,55   1,23%
  • IDX80 127   1,60   1,27%
  • IDXV30 135   0,68   0,51%
  • IDXQ30 149   1,91   1,30%

Samudera Indonesia (SMDR) fokus mengembangkan bisnis chemical tanker


Rabu, 26 Juni 2019 / 19:59 WIB
Samudera Indonesia (SMDR) fokus mengembangkan bisnis chemical tanker


Reporter: Kenia Intan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pelayaran dan logistik, PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR, anggota indeks Kompas100) akan fokus mengembangkan bisnis kapal tanker pengangkut bahan kimia (chemical tanker). SMDR akan menambah dua kapal chemical tanker.

"Kami sekarang lagi bangun satu kapal di Jepang," kata Bani Maulana Mulia, Managing Director Samudera Indonesia ketika ditemui Kontan.co.id, Rabu (26/6). Rencananya kapal ini mulai bisa digunakan pada tahun 2020. Adapun kapasitas kapal ini sekitar 3.000 ton hingga 4.000 ton.

Satu kapal lainnya, kata Bani, pihaknya akan membeli kapal bekas buatan Jepang.

Bisnis pengangkutan menggunakan chemical tanker memang sedang baik, salah satunya didorong pembangunan smelter. Kapal chemical tanker melayani distribusi bahan baku seperti alumnia, dan bauksit. Selain itu, kebijakan pencampuran biofuel B20 dan B30 turut memperbesar peluang distribusi menggunakan chemical tanker.

Demi mendorong pengembangan bisnisnya, SMDR menganggarkan belanja modal sebesar US$ 180 juta di tahun ini. Dari jumlah itu, segmen bisnis shipping atau pelayaran mengambil setidaknya 42% alokasi belanja modal atau setara US$ 76 juta. Terbesar kedua setelah sektor pelabuhan yang mengambil porsi 44% dari belanja modal.

Alokasi belanja modal ini cukup tinggi, sebab bisnis pelayaran masih menjadi tulang punggung bisnis SMDR. Meski begitu, SMDR mengakui cenderung lebih selektif menggarap peluang bisnis pelayaran di Indonesia dan Asia. Sebab, kinerja bisnis pelayaran turut terpengaruh perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang menimbulkan kelesuan industri manufaktur.

Penambahan kapal baru menjadi penanda bahwa kontrak yang saat ini dilayani belum cukup memenuhi kebutuhan. Sayangnya, ketika ditanya mengenai berapa nilai kontrak yang didapatkan SMDR sejauh ini, Bani belum mau membeberkannya. " Klien kami naik terus," kata Bani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×