Sumber: KONTAN | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Induk produsen kopi Kapal Api, PT Santos Jaya Abadi, telah merealisasikan rencana ekspansi usahanya tahun ini. Produsen kopi dalam kemesan ini telah mendirikan pabrik di Cikarang dan membeli mesin. Total nilai ekspansi ini Rp 269 miliar. Kapasitas pabrik baru ini sebesar 16.000 ton per bulan.
Santos melakukan ekspnasi ini karena yakin konsumsi kopi di pasar dalam negeri cukup baik dan penjualannya stabil. Oh ya, selain memproduksi kopi Kapal Api, Santos juga memproduksi kopi ABC, Good Day, Excelso, Ya, dan Kapten.
Toh pabrik baru ini belum berproduksi penuh. "Saat ini realisasi produksi kami baru mencapai 25% saja, atau sekitar 4.000 ton," kata Ihsan Mulia Putri, CEO PT Kapal Api Global, anak usaha Santos yang memegang merek kopi Kapal Api, Senin (14/9).
Santos belum menggenjor pabriknya itu berproduksi penuh karena produksinya baru tahap awal. Selain itu, manajemen Santos ingin mengetahui terlebih dahulu seberapa besar permintaan produk mereka di pasar.
Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengatakan, sektor industri pengolahan kopi bakal terus berkembang. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya konsumsi kopi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Indonesia merupakan penghasil kopi nomor empat di dunia, setelah Brazil, Vietnam dan Kolumbia, dengan produksi rata-rata mencapai 600.000 ton per tahun, atau 8,3% dari produksi kopi dunia yang sebesar 7,2 juta ton.
Dari produksi tersebut, sekitar 65% diekspor dalam bentuk biji. Sedangkan 35% sisanya diolah didalam negeri oleh 79 perusahaan yang mampu menyerap tenaga 18.000 orang. Salah satunya, PT Santos Jaya Abadi.
Fahmi menambahkan, Indonesia merupakan negara penghasil kopi yang memiliki berbagai jenis kopi spesial seperti Kopi Gayo, Kopi Mandailing, Kopi Lampung, Kopi Jawa, Kopi Kintamani, dan lainnya. "Semua jenis kopi ini memiliki rasa dan aroma yang dikenal dunia dan akan menjadi ikon dalam pengembangan usaha perkopian di Indonesia,” ujarnya.
Dari usaha rumahan
Semua jenis kopi tersebut memiliki berpotensi besar memenuhi permintaan pasar domestik dan ekspor terus meningkat. Peningkatan ini sejalan dengan menjamurnya coffee shop di berbagai daerah, terutama di perkotaan.
Fahmi bilang, upaya peningkatan ekspor kopi perlu didukung peningkatan mutu dan daya saing kopi. Yang tak kalah penting, perlu ada diversifikasi kopi olahan, seperti roasted coffe, instanst coffee, coffee mix, decaffeinanted coffee, dan soluble coffee.
Saat ini ekspor kopi menjadi salah satu penyumbang devisa yang lumayan besar bagi Indonesia. Menurut data Depperin, nilai ekspor kopi olahan Indonesia naik dari US$ 52,5 juta pada 2007 menjadi US$ 88,2 juta pada 2008.
PT Santos Jaya Abadi bermula dari usaha rumah tangga di Surabaya, pada 1927. Kala itu, sang pendiri, Go Soe Loet, memproduksi kopi merek Kapal Api. Kemudian tahun 1970, Santos mengadakan perubahan besar-besaran.
Mereka mulai menggunakan mesin dan peralatan mutakhir, mengembangkan manajemen, dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja. "Serta memperluas penyebaran produk hingga tersedia di seluruh Jawa Timur," kata Ihsan. Tahun 1980, Santos membangun pabrik di Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News