Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) meluncurkan varian produk baru dengan kemasan ramah lingkungan bernama Cleo Ecogreen. Peluncuran produk tersebut merupakan salah satu bentuk kontribusi perusahaan dalam memberi kontribusi positif bagi lingkungan.
Vire President Director Sariguna Primatirta Melisa Patricia mengatakan, permasalahan plastik masih menjadi persoalan yang dihadapi bersama. Pada tahun 2019 saja, Indonesia tercatat memproduksi 3,2 juta ton sampah plastik. 87% di antaranya mencemari lautan akibat tidak terkelola dengan baik. “Cleo Ecogreen hadir sebagai hadiah bagi Indonesia dan bentuk kepedulian kami dalam mendukung program pemerintah mengurangi limbah plastik,” kata Melisa dalam keterangan tertulis.
Baca Juga: Sariguna Primatirta (CLEO) ingin bangun pabrik baru di Lampung dan Balikpapan
Setiap botol Cleo Ecogreen diklaim terbuat dari 100% plastik rPET yang merupakan hasil daur ulang dengan standar food grade dari FDA dan BBKK. Untuk bahan baku, CLEO bekerja sama dengan SOKA yang juga merupakan anak perusahaan dari Tancorp Group.
SOKA merupakan perusahaan pengolahan plastik yang mendaur ulang plastik limbah menjadi rPET. Kualitas rPET yanng dihasilkan diklaim setara dengan biji plastik murni.
Melisa berujar, CLEO ingin mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola bekas kemasan plastik sekali pakai untuk mengurangi pencemaran lingkungan. “Mari kita lakukan perubahan kebiasaan untuk menyelamatkan alam Indonesia. Kita mulai dengan mengonsumsi Cleo Ecogreen, karena berarti anda telah ikut serta dalam mengurangi limbah plastik,” kata Melisa.
Baca Juga: Kinerja penjualan Sariguna Primatirta (CLEO) tumbuh tipis 0,40% di semester I 2020
Sepanjang Januari-Juni 2020 lalu, penjualan bersih CLEO naik tipis 0,40% menjadi Rp 493,94 miliar. Realisasi tersebut terdiri atas penjualan segmen botol sebesar Rp 200,58 miliar, segmen bukan botol sebesar Rp 276,38 miliar, dan lain-lain sebesar Rp 16,97 miliar.
Seturut pertumbuhan mini pada sisi penjualan bersih, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih perusahaan ikut naik tipis 1,19% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 63,93 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 64,70 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News