Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Usai menjual saham PT Golden Plantation Tbk dan keluar dari bisnis kelapa sawit, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk kini berfokus menghadapi Lebaran. Perusahaan ini bersiap mengeluarkan produk musiman yang biasa meluncur pada momen hari raya saja, seperti Lebaran.
Salah satu produk yang khusus hadir di momen hari raya adalah snack atawa makanan ringan berupa wafer. "Menjelang Lebaran tahun ini kami memproduksi produk seasonal Wafer Stick Pio," ujar Desilina, Sekretaris Perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, kepada KONTAN, Senin (16/5).
Tiga Pilar mengaku sudah menerapkan strategi tersebut sejak beberapa tahun lalu. Maka dari itu, konsumen tak akan menemukan beberapa produk musiman mereka pada saat momen penjualan biasa.
Jika melongok catatan keuangan Tiga Pilar terbaru yang berakhir 31 Maret 2016, produk wafer memang menjadi kontributor penjualan utama pada kategori makanan konsumsi. Penjualan wafer stick yang tercatat bersama dengan snack ekstrusi, mendatangkan pendapatan Rp 177,16 miliar kepada Tiga Pilar. Catatan penjualan itu berkontribusi 57,41% terhadap total penjualan makanan konsumsi yang sebesar Rp 308,59 miliar.
Selain kembali membikin produk musiman, Tiga Pilar juga berupaya menambah portofolio snack lain. Kali ini berupa snack mi instan dalam kategori makanan konsumsi. Perusahaan berkode AISA di Bursa Efek Indonesia itu akan meluncurkan produk sub brand Mie Kremezz pada Juni nanti.
Namun, baru sebatas itu manajemen Tiga Pilar berbagi informasi. Belum ketahuan rencana volume produksi maupun target penjualan sub brand Mie Kremezz tersebut. Mereka cuma bilang, banderol harga produk baru itu lebih murah ketimbang Mie Kremezz saat ini.
Yang pasti, Tiga Pilar tak menganggap enteng bisnis makanan ringan. Manajemen Tiga Pilar pernah menyatakan, khusus penjualan Mie Kremezz bisa mencapai lebih dari Rp 500 miliar pada tahun 2017 nanti.
Snack Taro
Tak cuma Mie Kremezz, Tiga Pilar juga yakin penjualan snack merk Taro bisa diandalkan. Prediksi mereka, penjualan Taro pada tahun 2017 bisa sampai Rp 1 triliun. Prediksi penjualan itu setara dengan prediksi penjualan prodik bihun merk Bihunku dan produk mie kering merk Superior.
Tak heran kalau selain Mie Kremezz, Tiga Pilar juga rajin menambah varian produk Taro. Penambahan produk Taro sudah mereka lakukan pada April 2016 lalu melalui Taro Corn Puff. Varian produk anyar itu menggenapi produk yang sudah hadir di pasaran seperti Taro Potato Waffle dan Taro 3D Potato.
Meskipun begitu, kontributor penjualan utama Tiga Pilar secara keseluruhan adalah bisnis pengolahan beras. Dalam catatan keuangan kuartal I-2016, pengolahan beras menorehkan pendapatan Rp 1,11 triliun atau berkontribusi 66,87% terhadap total penjualan pada periode tersebut.
Pertimbangan itu pula yang membuat Tiga Pilar melego sekitar 78,17% saham PT Golden Plantaion Tbk baru-baru ini. AISA menjual saham tersebut ke PT JOM Prawarsa Indonesia dengan nilai total Rp 521,43 miliar. Perusahaan ini menilai bahwa perkebunan kelapa sawit bukanlah bisnis intinya.
Untuk memperlancar semua rencana bisnis tahun ini, Tiga Pilar mengalokasikan dana belanja modal alias capital expenditure (Capex) sebesar Rp 1,21 triliun. Perinciannya; Rp 517 miliar untuk bisnis beras dan Rp 309 miliar untuk bisnis makanan. Lantas, Rp 387 miliar untuk bisnis kelapa sawit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News