kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Sehari, 8000 pengguna Blue Bird pesan dari ponsel


Rabu, 12 Februari 2014 / 10:53 WIB
Sehari, 8000 pengguna Blue Bird pesan dari ponsel
ILUSTRASI. Logo PT Astra International Tbk ASII di puncak gedung Menara Astra, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Layanan berbasis lokasi berhasil mencuri perhatian pengguna perangkat ponsel di Indonesia, karena dianggap memenuhi kebutuhan sehari-hari. Aplikasi mobile Blue Bird merupakan salah satu contoh aplikasi digital berbasis lokasi yang sukses di Indonesia.

Aplikasi Blue Bird dipakai pengguna untuk memesan taksi. Menurut Noni Purnomo, Presiden Direktur Blue Bird Group, setiap harinya ada sekitar 6.000 sampai 8.000 pemesanan taksi Blue Bird dengan aplikasi yang tersedia di platform Android, iOS, Windows Phone, dan BlackBerry.

Meskipun, pemesanan taksi lewat sambungan telepon jauh lebih besar, sekitar 25.000 pemesanan setiap harinya. Pihak Blue Bird sendiri berharap semakin banyak pengguna yang memanfaatkan layanan dari aplikasi ini.

“Kelebihan memesan taksi Blue Bird dari aplikasi digital adalah, pengguna tidak perlu antre di area publik,” kata Noni dalam diskusi Advertising Platform in Location Based Media yang digelar Asia Pacific Media Forum (APMFx) di Jakarta, Selasa (11/2).

Pengguna dapat mengetahui lokasi taksi terdekat yang sedang menjemputnya melalui peta digital di aplikasi yang telah terintegrasi dengan Global Positioning System (GPS) di taksi. Sehingga, pengguna dapat memantau dan memperkirakan kehadiran taksi yang dipesan.

Blue Bird sendiri mengalirkan dana investasi Rp 50 miliar untuk sistem aplikasi, GPS, termasuk untuk call center dan sistem back end.

Perusahaan taksi terbesar di Indonesia ini juga berencana memberi layanan pembayaran online. Namun, menurut Noni, hal itu dimungkinkan jika jaringan telekomunikasi di Indonesia sudah merata dan andal. (Aditya PanjI)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×