Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Selain lahan, pembangunan tol ini juga menghadapi medan berat berupa kawasan lembah perbukitan sehingga dilakukan pekerjaan penggalian dan penimbunan.
“Terdapat lintasan kritis sekitar 1 km meter berupa pekerjaan galian setinggi 70 meter yang masih terdapat lahan yang belum bebas dan saat ini akan dilaksanakan eksekusi konsinyasi yang ditargetkan dalam waktu dekat ini, volume galian tersebut masih 5 juta m3 kubik sehingga memakan waktu yg cukup lama ” kata Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI, Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR Hari Suko yang juga ikut dalam kunjungan tersebut.
Kendala tersebut mengakibatkan konstruksi fase II semula selesai pada September 2019 ini akan diperpanjang menjadi selesai pada September 2020.
Bagus Meidi, Direktur Teknik PT CKJT menyampaikan perusahaaanya tidak hanya berkewajiban membangun Seksi 3-6, tetapi juga menyediakan dana talangan untuk pembebasan lahan pada keseluruhan seksi tol Cisumdawu.
Baca Juga: Pembangunan Tol Cisumdawu masih hadapi masalah pembebasan lahan
"Untuk saat ini kami baru menggarap Seksi 3. Untuk Seksi4-6, kami masih menunggu pembebasan lahan. Saat ini dana yang dianggarkan di LMAN sekitar Rp 2,5 triliun namun perkiraan kami bisa meningkat. Saat ini kami menunggu persetujuan dari BPJT dan LMAN untuk revisi plafon dana talangan yang akan kami bayarkan pada tahun anggaran ini yang hanya dianggarkan sekitar 700 Milyar," kata Bagus dalam kesempatan yang sama.
Kehadiran Tol Cisumdawu akan memperlancar akses kendaraan dari Bandung yang menuju Bandara Kertajati di Majalengka dan mendukung pengembangan kawasan “segitiga emas” Cirebon-Subang-Majalengka (Rebana) sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Tol Cisumdawu juga akan menjadi salah satu tol dengan pemandangan yang sangat indah seperti Tol Bawen-Salatiga karena menyuguhkan panorama pegunungan di Bumi Priangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News