kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor LNG mulai dirilik sejumlah perusahaan migas


Kamis, 17 Juni 2021 / 13:20 WIB
Sektor LNG mulai dirilik sejumlah perusahaan migas
ILUSTRASI. perusahaan kontraktor minyak dan gas?PT Sugih Energy Tbk (SUGI).


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan minyak dan gas (migas) makin serius membidik sektor liquefied natural gas (LNG).  Hal ini seiring dengan upaya pemerintah mengurangi impor bahan bakar minyak serta memenuhi kebutuhan di masa mendatang yang mengutamakan bahan bakar  bersih dan juga murah. 

PT Sugih Energy Tbk (SUGI) sudah menyatakan niatnya masuk ke sektor bisnis gas alam cair di tahun lalu. Dalam hal ini, SUGI hendak menjadi penyedia LNG untuk sejumlah pembangkit listrik di Indonesia. Peluang tersebut cukup terbuka lantaran SUGI memiliki mitra usaha yang berpengalaman dalam bidang LNG.

Direktur Utama SUGI, David  K. Wiranata belum bersedia memberikan keterangan lebih lanjut mengenai Sugih Energy karena akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam waktu dekat. 

Baca Juga: Tawarkan 6 blok migas, pemerintah gelontorkan insentif

David menegaskan, rencana SUGI masuk ke sektor LNG tetap dilakukan, hanya saja rencana ini tertunda. "Ini (masuk ke sektor LNG) juga sepertinya pending," jawabnya singkat, Kamis (17/6). 

Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya di 2020, rencana ekspansi SUGI ke bisnis LNG murni keinginan manajemen, bukan berdasarkan arahan atau penugasan dari pemerintah. Manajemen SUGI melihat bahwa penyediaan LNG untuk pembangkit listrik bukan hanya berdampak pada kinerja SUGI nantinya, melainkan berpotensi membantu perbaikan neraca transaksi berjalan Indonesia di masa mendatang. 

Kalau SUGI baru menyatakan niatnya, PT Rukun Raharja Tbk terpantau perlahan tapi pasti menggarap sektor LNG. Emiten berkode saham RAJA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini sudah mulai mengeluarkan biaya untuk membuat basic design dan teknis pengembangan fasilitas LNG di atas kapal. 

Dalam laporan keuangan RAJA di 2020, perusahaan migas ini mencatatkan uang muka untuk proyek LNG. Manajemen RAJA memaparkan uang muka proyek LNG merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pengembangan fasilitas LNG dan merupakan akumulasi pengeluaran biaya basic design dan teknis dalam rangka pembangunan fasilitas pengolahan gas alam cair di atas kapal/floating storage regasification unit (FSRU).

Untuk komersialisasi kegiatan pengembangan ini, RAJA masih memerlukan investasi tambahan seperti sewa kapal, membangun  dockyard, dan jaringan pipa. Saat ini perusahaan masih terus mengkaji terkait kelanjutan proyek ini dan melakukan diskusi dengan rekanan potensial, sehingga atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan diakui sementara sebagai uang muka proyek sampai dengan proyek ini selesai.

Baca Juga: Ini detail 6 blok migas yang ditawarkan dalam lelang yang gelar mulai hari ini (17/6)

Saat dikonfirmasi oleh Kontan.co.id mengenai perkembangan terkini bisnis LNG, manajemen Rukun Raharja belum bisa memaparkan dengan gamblang. Pasalnya, sampai saat ini belum ada perkembangan yang signfikan. 

Sekretaris Perusahaan Rukun Raharja, Yuni Pattinasarani mengatakan, untuk saat ini pihaknya belum bisa menyampaikan informasi apapun terkait bisnis LNG. "Karena saat ini belum ada perkembangan apa-apa untuk semester I 2021 ini," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (16/6). 

Berbeda dengan RAJA dan SUGI, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) bukan lagi melirik, pihaknya semakin fokus dalam pembangunan infrastruktur LNG untuk jangka panjang. 

Bisnis LNG Perusahaan Gas Negara, dijalankan oleh anak usahanya, PT PGN LNG Indonesia (PGN LNG) yang didirikan pada 26 Juni 2012. PGN LGN menjalankan bisnis LNG yang terdiri dari natural gas liquefaction, penyimpanan dan pengiriman LNG, dan regasifikasi gas alam untuk mendukung bisnis utama PGN dalam transportasi dan distribusi gas kepada konsumen.

PGN LNG mengklaim, siap mengambil peran di sepanjang rantai pasokan LNG, mulai dari pembangunan LNG Liquefaction Plant, FSRU, Small FSRU, Land Based LNG Terminal, Small Regas Terminal dan LNG Bunkering Terminal dengan berbagai moda transportasi menggunakan LNG Carrier dan/atau LNG Trucking.

Baca Juga: Menteri ESDM sebut perbaikan iklim investasi terus dilakukan

Selain memasok dan mengembangkan infrastruktur LNG di dalam negeri, melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, PGAS mengungkapkan rencana dan targetnya untuk menggarap pasar LNG untuk luar negeri.

Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)  Arcandra Tahar mengatakan pihaknya memiliki posisi strategis dalam penyediaan energi yang ramah lingkungan dan efisien di dalam negeri. Adapun dengan penyediaan gas bumi yang sumbernya masih sangat besar di Tanah Air, PGN dapat memasok kebutuhan LNG ke pasar global yang makin besar. 

Pada 2020, PGN menyatakan rencananya untuk mengembangkan gas alam cair alias liquefied natural gas (LNG) hingga pasar internasional khususnya di kawasan Asia. PGN menargetkan peningkatan volume pengelolaan niaga gas bumi untuk Global LNG Trading hingga kurang lebih 130 billion british thermal unit per day (BBTUD) untuk 5 tahun pertama.

Manajemen PGN melihat bahwa permintaan gas di Asia Pasifik meningkat setiap tahun. Adapun Indonesia sebagai negara yang memiliki cadangan gas yang besar, tentu harus mampu memperbesar prospek bisnis gas bumi ke Asia Pasifik, terutama Asia Tenggara. 

Selanjutnya: Dorong investasi, sejumlah kerjasama hulu migas diteken antara pemerintah dan KKKS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×