Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsultan properti, Colliers International Indonesia mengatakan jika serapan lahan industri di kuartal pertama 2022 lebih rendah bila dibandingkan dengan kuartal keempat 2021. Tapi jika dibandingkan dengan kuartal pertama 2021, serapan lahan industri meningkat.
Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto mencatat pada periode kuartal pertama 2022, aktivitas sewa lebih aktif dibandingkan sebelumnya. "Aktivitas sewa paling aktif terjadi di Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC). Mereka sudah fokus ke penyewaan. Di masa ini, permintaan lahan untuk disewakan sangat tinggi yakni sewa untuk 2 sampai 3 tahun, kebanyakan untuk ekspansi dan pabrikasi," ujar Ferry, Rabu (6/4).
Ferry mengatakan, aktivitas sewa lahan industri ini menjadi tren tersendiri dalam enam bulan terakhir. Colliers mencatat aktivitas penjualan lahan industri yang aktif selanjutnya terjadi di Modern Cikande, CCIE, Jababeka, Bekasi Fajar, Suryacipta, Sentul Industrial Estate dan terakhir yang tidak mencatat penjualan lahan adalah Griya Idola.
Baca Juga: Sampai Maret, Agung Podomoro (APLN) Catatkan Marketing Sales Sekitar Rp 965 Miliar
Ferry menilai, kawasan yang tidak mencatat penjualan di kuartal pertama 2022 ini, kemungkinan akan mencatat penjualan sepanjang 2022.
Colliers mencatat harga tidak mengalami penyesuaian dan kebanyakan pengelola akan mempertahankan harga sampai akhir tahun.
Kawasan industri di area Bogor hampir menyentuh angka US$ 300 per meter persegi. Daerah industri di Tangerang masih membanderol harga jual lahan industri di US$ 200 per meter persegi.
Sementara itu di Bekasi, lahan industri dibanderol mencapai sekitar US$ 210 per meter persegi. Lokasi lahan industri di Serang, Banten dijual terendah yakni di bawah US$ 150 per meter persegi. Lalu di Karawang, harga lahan industri adalah sekitar US$ 160 hingga US$ 170 per meter persegi.
Baca Juga: Citra Swarna Group Luncurkan Proyek Baru di Serang
"Ada kemungkinan pengelola dengan penjualan konsisten melakukan penyesuaian harga. Ada kawasan yang lakukan ancang-ancang dengan kenaikan harga antara 10% hingga 12% tahun ini," imbuh dia.
Ferry mengatakan, sektor logistik masih terus akan mendominasi penyerapan lahan industri sama halnya dengan industri high tech seperti data center. Saat ini sektor industri logistik menempati penyerapan lahan sebesar 43%, diikuti oleh industri kimia sebesar 23%, lalu industri makanan 16%.
Baca Juga: Pertumbuhan Prapenjualan Properti Tahun Ini Diperkirakan Bakal Melambat
Sementara data center masih menempati penyerapan lahan industri di angka 7% dan teknologi di angka 5%. Lalu sektor pengepakan, bahan bangunan dan lainnya menempati porsi masing-masing 3%.
"Sektor lain yang masih aktif menyerap lahan industri adalah otomotif, yang terkait dengan teknologi kendaraan listrik. Lalu sektor energi, makanan dan kimia dasar," pungkas Ferry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News