Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) tak menampik kenyataan, kebutuhan semen nasional dalam dua bulan pertama tahun 2017 ini belum menggairahkan. Namun, Semen Baturaja yakin, pasar semen Sumatra masih berpihak ke mereka.
Semen Baturaja memang memilih fokus menggarap pasar Sumatra. Sebab, mercusuar bisnis perusahaan tersebut belum beranjak dari empat daerah, yakni Sumatra Selatan, Lampung, Jambi dan Bengkulu.
Taksiran Semen Baturaja, kebutuhan semen keempat daerah itu bisa mencapai 5 juta-5,5 juta ton semen tahun ini. "Kami targetkan penjualan bisa 2 juta ton tahun ini," kata Zulfikri Subli, Sekretaris Perusahaan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk saat dihubungi KONTAN, Senin (20/3).
Dengan begitu, Semen Baturaja ingin mencuil pangsa pasar minimal 36,36% di empat daerah tadi tahun ini. Sementara kalau dibandingkan dengan realisasi penjualan tahun 2016 yang sebesar 1,6 juta ton semen, berarti Semen Baturaja membidik pertumbuhan penjualan 25%.
Namun patut dicatat, target pertumbuhan penjualan tadi memasukkan penjualan semen untuk proyek yang sudah di tangan. Proyek yang telah Semen Baturaja kantongi seperti pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Way Semangka di Lampung.
Tiga contoh proyek lain berada di Sumatra Selatan. Ketiganya, yakni light rail transit (LRT) di Palembang, pabrik PT OKI Pulp and Paper Mills di Ogan Komering Ilir dan OPI Mall Jakabaring di Banyu Asin.
Adapun permintaan semen anyar tahun ini kemungkinan datang dari proyek properti. Manajemen Semen Baturaja memperkirakan, tren peningkatan harga komoditas sawit dan karet bakal berdampak positif terhadap pengembangan proyek properti di Sumatra. Seperti Anda ketahui, komoditas sawit dan karet menjadi salah satu ekonomi penggerak di Sumatera.
Peluang baru lain yang mungkin bisa Semen Baturaja kulik adalah segmen pasar ritel. Namun, mereka tak menutup mata terhadap persaingan semen segmen ritel yang cukup ketat. Menurut catatan Semen Baturaja, pasar semen ritel cukup panas di Palembang dan Lampung.
Infrastruktur andalan
Meskipun begitu, Semen Baturaja optimistis bisa memenangkan pasar. Paling tidak dari sisi kemampuan produksi, kapasitas pabrik tahun ini meningkat. Lalu, mereka juga mengklaim lokasi pabrik yang dekat dengan area proyek sebagai nilai plus.
Asal tahu, Semen Baturaja tengah membangun pabrik Semen Baturaja II. Pabrik dengan kapasitas terpasang 1,85 juta ton per tahun tersebut, menelan biaya investasi hingga Rp 3,3 triliun.
Semen Baturaja menargetkan pabrik Semen Baturaja II bisa beroperasi pada Juli atau Agustus tahun ini. Pasca pabrik Semen Baturaja II beroperasi, perusahaan berkode saham SMBR di Bursa Efek Indonesia itu akan memiliki total kapasitas produksi sekitar 3,85 juta ton.
Sepanjang tahun 2017, Semen Baturaja membidik pendapatan Rp 1,94 triliun. Mereka memprediksi, proyek ritel masih akan menjadi tulang punggung penjualan semen tahun ini. "Sekitar 30% pendapatan dari proyek infrastruktur dan sisanya 70% dari ritel," tutur Zulkifri.
Tahun lalu, Semen Baturaja mencatatkan pendapatan Rp 1,52 triliun atau tumbuh 4,11% dibandingkan pencapaian tahun 2015 yakni Rp 1,46 triliun. Penjualan perusahaan ini hanya berkutat di pasar Sumatra Selatan, Lampung, Jambi dan Bengkulu.
Adapun Sumatra Selatan menjadi kontributor utama penjualan perusahaan ini hingga Rp 1,08 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News