kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semester I, nilai ekspor perikanan RI naik 4,28%


Minggu, 28 Agustus 2016 / 14:23 WIB
Semester I, nilai ekspor perikanan RI naik 4,28%


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Setelah diterpa kabar buruk dengan dikembalikannya produk tuna dan penghentian sementara ekspor rajungan ke Amerika, rupanya tidak membuat nilai ekspor sektor perikanan Indonesia merosot.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor dari Januari sampai Juni 2016 naik sekitar 4,28 % menjadi US$ 2,09 miliar sedangkan, untuk volumennya naik sekitar 7,34% menjadi 552,65 ton.

Amerika masih menjadi negara nomor satu tujuan ekspor perikanan terbukti dalam periode Januari sampai dengan Juni volume ekspor naik sekitar 15,56% dari 81,685 ton menjadi 94,397 ton. Untuk Jepang volume ekspornya naik sekitar 7,04 % menjadi 54,834 ton tapi bila dilihat dari sisi nilainya turun sekitar 4,05 %.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastusi mengaku penurunan nilai tersebut dipengaruhi oleh nilai mata uang Jepang yang anjlok.

Sampai dengan akhir tahun 2016, Kementerian Kelautan menargetkan ekspor dapat naik sekitar menjadi US$ 5,36 miliar dari tahun 2015 yang sebesar US$ 3,48 miliar.

Susi mengaku optimis dapat mengejar target tersebut karena saat ini sudah banyak kapal nelayan yang melaut. "Kapal Indonesia dijalankan semua," katanya, Jumat (26/8).

Sebelumnya, memang banyak kapal Indonesia yang dilarang melaut karena tidak mempunyai izin resmi. Setelah adanya sertivikasi ulang salah satunya pengukuran kembali badan kapal, saat ini sudah banyak kapal yang dapat melaut kembali. Berdasarkan data KKP, sampai saat ini sudah ada sekitar 3900 kapal yang sudah dapat melaut kembali.

Sedangkan, untuk volume impor Januari samapi Juni 2016 mengalami penurunan sekitar 14,83% dari 154,810 ton menjadi 131,847 ton bila dilihat dari nilainya naik sekitar 0,11% menjadi US$ 198,97 juta.

Nilanto Prabowo Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan mengatakan bila saat ini Industri menggunakan bahan baku dari dalam negeri.

Budhi Wibowo Ketua Umum, Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia mengatakan bila untuk impor, para pelaku industri banyak mempertimbangkan musim dan harga.

" Kalau harga bahan baku diluar negeri mahal untuk apa kami ambil nanti rugi," katanya pada KONTAN, Minggu (28/8).

Sedangkan, untuk ekspor Budhi mengaku dari data Asosiasnya masih stabil tidak ada yang naik atauoun turun secara signifikan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×