kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Semester II 2011, konsumsi batubara PLN diperkirakan naik 36,8%


Senin, 25 Juli 2011 / 17:06 WIB
Semester II 2011, konsumsi batubara PLN diperkirakan naik 36,8%
ILUSTRASI. Ilustrasi vaksin corona. REUTERS/Tingshu Wang


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Konsumsi batubara Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada semester kedua tahun ini diperkirakan naik 36,8% dibandingkan semester pertama tahun ini. PLN memperkirakan konsumsi batubara pada semester II mencapai 26 juta ton.

"Volume batubara yang dibakar (di pembangkit milik PLN maupun IPP) 19 juta ton, atau naik 12% dibandingkan semester satu tahun lalu," ujar Direktur Energi Primer PLN Nur Pamuji.

Meski perkiraan konsumsi batubara naik, namun, konsumsi batubara PLN ini meleset dari jatah domestic market obligation (dmo) yang ditetapkan pemerintah. Tahun ini, jatah dmo batubara PLN mencapai 55 juta ton. "Prognosa sampai akhir 2011 (termasuk IPP) batubara adalah 45 juta ton," tutur Nur Pamuji.

Perbaikan kontribusi batubara pada semester satu ini belum signifikan karena beberapa PLTU 10 ribu MW yang baru seperti Indramayu, Rembang, Lontar dan Suralaya-8 serta Tanjungjati 3, baru mulai beroperasi di pertengahan hingga akhir semester pertama 2011. Penggunaan batubara pada semester kedua 2011 akan semakin meningkat karena PLTU-PLTU tersebut akan beroperasi penuh di periode tersebut.

Sementara, Bahan Bakar Minyak menempati posisi kedua sebagai bahan bakar pembangkit, yaitu sekitar 24%. Volume pemakaian BBM yang dibakar diperkirakan mencapai 5,64 juta kiloliter. "Naik dibanding tahun lalu yang hanya 4,76 juta kiloliter," kata Nur Pamuji.

Konsumsi BBM masih tinggi dikarenakan terdapat beberapa pembangkit yang berbahan bakar utama non minyak tidak dapat beroperasi optimal. Akibatnya, BBM menjadi kompensasi untuk menyalakan pembangkit-pembangkit listriknya. Tercatat 20,8 Twh listrik dihasilkan oleh pembangkit berbahan bakar minyak pada semester pertama ini, naik dibanding semester pertama tahun lalu sebesar 17,1 Twh.

Berbeda nasibnya dengan batubara dan minyak mentah, pemakaian gas untuk memasok pembangkit cenderung menurun. Volume gas yang dibakar di pembangkit PLN maupun produsen listrik swasta hanya 163 tera-btu, turun 7% dibanding periode yang sama tahun lalu sekitar 176 tera-btu.

Produksi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga air juga menurun. Semester pertama ini, PLTA hanya mampu menyumbang listrik sebesar 6,5 TWh, lebih rendah dibandingkan semester pertama 2010 sebesar 8,6 TWh. Sementara, panas bumi, sebagai salah satu sumber energi baru belum memberikan kontribusi optimal untuk memasok listrik dalam negeri. Tercatat, volume panas bumi yang dibakar untuk pembangkit listrik semester pertama ini sama sekali tidak berbeda dengan periode tahun lalu yaitu 4,7 twh.

Secara keseluruhan komposisi bauran bahan bakar untuk pembangkit listrik PLN di semester pertama ini adalah, batubara 43%, BBM 24%, gas 21%, air 7%, dan panas bumi 5%. Dengan pola seperti saat ini, diperkirakan hingga akhir tahun produksi listrik bisa mencapai hingga 180 twh. Produksi listrik tersebut, setidaknya membutuhkan batubara sebanyak 45 juta ton, gas 344 tera - btu, dan BBM sekitar 9 juta kiloliter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×