kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.916.000   -27.000   -1,39%
  • USD/IDR 16.830   -10,00   -0,06%
  • IDX 6.400   -41,63   -0,65%
  • KOMPAS100 918   -5,59   -0,61%
  • LQ45 717   -5,96   -0,82%
  • ISSI 202   0,24   0,12%
  • IDX30 374   -3,30   -0,87%
  • IDXHIDIV20 454   -4,95   -1,08%
  • IDX80 104   -0,73   -0,70%
  • IDXV30 110   -1,18   -1,06%
  • IDXQ30 123   -1,18   -0,95%

Sepanjang 2024, ESSA Industries (ESSA) Catatkan Laba Bersih Capai US$ 45,18 Juta


Sabtu, 22 Februari 2025 / 13:16 WIB
Sepanjang 2024, ESSA Industries (ESSA) Catatkan Laba Bersih Capai US$ 45,18 Juta
ILUSTRASI. PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) (dahulu PT Surya Esa Perkasa Tbk), perusahaan publik yang bergerak di sektor Energi dan Kimia melalui kilang LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan pabrik Amoniak.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) mencatatkan peningkatan laba bersih pada tahun buku 2024 meskipun mengalami penurunan pendapatan. 

Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$ 45,18 juta, meningkat 30,58% dari US$ 34,6 juta pada 2023.

Pendapatan ESSA tercatat sebesar US$ 301 juta, turun 13% dari US$ 344,96 juta pada tahun sebelumnya. Penurunan ini terutama disebabkan oleh turunnya harga amoniak sebesar 15% menjadi rata-rata US$ 350/MT. 

Baca Juga: Laba Bersih ESSA Industries Melonjak 243% Menjadi US$ 33,56 Juta Per September 2024

Pendapatan terbesar berasal dari penjualan amonia senilai US$ 256,32 juta, turun 14,46% dibandingkan 2023. Sementara itu, pendapatan dari penjualan LPG mencapai US$ 41,5 juta, turun tipis dari US$ 41,48 juta, dan jasa pengolahan menyumbang US$ 3,6 juta, turun 5,26% dari US$ 3,8 juta.

Meskipun pendapatan menurun, EBITDA ESSA naik 4% menjadi US$ 129 juta berkat efisiensi biaya operasional. Dari sisi operasional, pabrik amonia ESSA mencatatkan 8,4 juta jam kerja tanpa Loss Time Injury (LTI), sedangkan pabrik LPG mencapai 6,1 juta jam kerja tanpa LTI.

Corporate Secretary ESSA, Shinta D. U. Siringoringo mengatakan penurunan pendapatan terutama disebabkan oleh turunnya harga amoniak sebesar 15%, dengan harga rata-rata sebesar USD 350/MT.

 

"Meskipun pendapatan menurun, EBITDA pada tahun 2024 tercatat meningkat sebesar 4% menjadi USD 129 juta karena biaya operasional yang lebih rendah," ungkap dia dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan, Sabtu (22/02).

Baca Juga: Simak Faktor Pendorong Laba Essa Industries Indonesia Meroket pada Semester I-2024

Dari sisi produksi, pabrik amonia ESSA telah mencatatkan 8,4 juta jam kerja kumulatif tanpa Loss Time Injury (LTI), sementara pabrik LPG mencapai 6,1 juta jam kerja kumulatif tanpa LTI atau lebih dari lima setengah tahun operasi berkelanjutan tanpa trip.

"Setelah menyelesaikan maintenance selama hampir dua minggu pada kuartal kedua 2024, pabrik amonia kini beroperasi dengan tingkat keandalan dan efisiensi yang optimal," tambahnya.

Sedangkan, harga amoniak sebagian besar tercatat tetap stabil sepanjang tahun 2024, dengan peningkatan bertahap dalam dua kuartal terakhir.

Harga amoniak diperkirakan tetap stabil dengan peningkatan bertahap dalam dua kuartal terakhir 2024, sementara harga LPG juga diprediksi stabil, didukung oleh kebijakan pemangkasan produksi minyak oleh OPEC+.

Baca Juga: Laba Essa Industries Indonesia Meroket pada Semester I-2024, Ini Faktor Pendorongnya

ESSA, melalui anak usahanya PT ESSA SAF Makmur (ESM), akan membangun fasilitas manufaktur berteknologi tinggi di Jawa Tengah untuk memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) hingga 200.000 MT per tahun, dengan target operasional komersial pada kuartal pertama 2028.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×