kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Sepanjang Tahun 2024, MRT Jakarta Targetkan Pendapatan Non-Tiket Naik 35%


Sabtu, 09 Maret 2024 / 05:45 WIB
Sepanjang Tahun 2024, MRT Jakarta Targetkan Pendapatan Non-Tiket Naik 35%
ILUSTRASI. Penumpang menggunakan jasa transportasi massal MRT Jakarta, Rabu (14/10/2020). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT MRT Jakarta (Perseroda) tahun ini menargetkan kenaikan atau peningkatan pendapatan non-tiket sebesar 35% dibandingkan tahun lalu. Ahmad Pratomo, Corporate Secretary MRT Jakarta menjabarkan pihaknya telah memiliki berbagai macam strategi meningkatkan pendapatan non-tiket tersebut.

"Target Non-Farebox MRT Jakarta tahun 2024 terdapat kenaikan sekitar 35% dibandingkan tahun 2023. Untuk mengembangkannya, kami memiliki tiga bisnis non-tiket," tuturnya kepada Kontan, belum lama ini.

Adapun tiga bisnis non-tiket MRT Jakarta adalah, retail dan komersial, transit oriented development (TOD), dan ekspansi bisnis.Pada segmen retail dan komersial, hal ini meliputi telekomunikasi, periklanan, gerai di stasiun, penamaan stasiun (naming rights), dan lainnya. 

Lalu, TOD merupakan pengembangan kawasan sekitar stasiun melalui kerja sama dengan pemilik/pengelola lahan, dan ekspansi bisnis alias business expansion yang dilakukan seperti bisnis digital seperti aplikasi, event, consulting/training, dan lainnya. 

Baca Juga: PGN Amankan Pasokan Gas Bumi Pulau Bali Jelang Hari Raya Nyepi

Ahmad Pratomo menyebutkan, tiga sektor tersebut memiliki fokus yang berbeda. Retail dan komersial misalnya akan mendorong penguatan retail, potensi yang sesuai, kanal-kanal promosi. 

Pendekatan komprehensif terhadap pengusaha retail juga dilakukan. Hingga kini, MRT Jakarta telah memayungi 56 tenant di berbagai stasiunnya. Dari 56 tenant tersebut, sebanyak 40 tenant adalah tenant regular dan 16 lainnya adalah UMKM. 

"Business expansion juga mendorong bisnis konsultasi dan pelatihan serta kajian pengembangan bisnis baru lainnya," imbuhnya.

Sedangkan sektor TOD akan meneruskan pengembangan kawasan di sekitar stasiun dan menjalin kerja sama baru dengan industri pendukungnya serta calon investor. 

Dalam pengembangan TOD ini, MRT Jakarta juga telah menggandeng berbagai perusahaan konstruksi di antaranya PT Adhi Commuter Properti, PT Jakarta Propertindo, PT Jan Damadi Investindo, PT Aryaventura Realty, PT Melawai Jaya Realty. 

Baca Juga: Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) Hadirkan Bus dan Truk Terbaru

Sementara pada 2024, MRT Jakarta akan mengadakan kerjasama pengembangan Kawasan Berorientasi Transit (KBT) MRT dengan beberpa pihak seperti PT TCP Internusa di KBT Glodok - Kota Tua (interseksi), Perumda Pembangunan Sarana Jaya untuk KBT Lebak Bulus - Cikini, PT Biru Internasional di KBT Glodok dan bersama PT Perusahaan Gas Negara untuk KBT Jakarta, serta PT Pasaraya Tosersajaya untuk KBT Blok M - Sisingamangajara. 

Sementara itu, dari sisi ridership, sepanjang 2023 MRT Jakarta telah mengangkut sebanyak 33,49 juta penumpang. Tahun 2024 ini, MRT Jakarta menargetkan bisa mengangkut 92.000 penumpang setiap harinya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×