Reporter: Abdul Wahid Fauzie |
JAKARTA. Cukup ironis. Saat lebaran menghampiri masyarakat Indonesia penjualan elektronik yang biasanya tumbuh kini malah anjlok. Penjualan elektronik pada September turun sebesar 12%. Para produsen elektronik beralasan penurunan ini akibat pelemahan daya beli.
Berdasarkan data yang dirilis Electronik Marketer Club (EMC), penjualan elektronik pada September anjlok sebesar 12% dari Rp 1,72 triliun menjadi Rp 1,52 triliun. Namun, penjualan ini tetap naik sebesar 5% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 1,452 triliun. "Semua unit penjualan elektronik ngedrop," kata Handojo Soesanto, Sekretaris Jenderal EMC, Rabu (15/10).
Menurut Handojo, yang biasanya penjualan lemari es selalu tumbuh kiniĀ terpangkas sebesar 16% menjadi 239.000 unit. Sementara itu, penjualan mesin cuci juga terpangkas sebesar 11% dari 117.000 unit menjadi 104.000 unit. Bahkan, penjualan audio juga terpangkas dari 50.000 unit pada Agustus menjadi 35.000 unit.
Handojo bilang anjloknya penjualan elektronik ini terjadi lantaran terjadi pelemahan daya beli masyarakat. Hal ini terjadi akibat beberapa harga komoditi telah anjlok sehingga petani kesulitan mengonsumsi elektronik. Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah membuat masyarakat Indonesia menahan nafsunya untuk mengonsumsi elektronik.
Data EMC menyebutkan jika anjloknya penjualan elektronik ini lebih besar dipengaruhi anjloknya perdagangan beberapa wilayah terutama di Jakarta. Menurut data tersebut, market Jakarta terpangkas sebesar 35% dari Rp 620 miliar menjadi Rp 556 miliar. Penjualan Sumatera juga ikut terpangkas dari Rp 335 miliar menjadi Rp 275 miliar.
Sementara itu, krisis yang melanda Amerika saat ini akan kembali memperparah kondisi penjualan pada Oktober. Menurut Handojo, penjualan elektronik pada Oktober akan sama dengan September, yakni Rp 1,52 triliun. "Pelemahan daya beli masih akan menghantui elektronik," imbuhnya.
Deputy General Manager Marketing Division PT Sharp Elektronik Indonesia Iffan Suryanto mengakui adanya pelemahan daya beli masyarakat. "Penjualan Sharp pada September tidak mencapai target," katanya, kemarin. Menurutnya, lantaran krisis yang menghadang Indonesia ini, membuat perusahaannya sangat berhati-hati dalam menerapkan target penjualan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News