Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Syamsul memaparkan, kapasitas listrik PLN saat ini mencapai 66.833 megawatt (MW). Pada tahun ini, rencana pembangkit yang akan beroperasi komersial alias Commercial Operation Date (COD) dan masuk ke dalam sistem kelistrikan PLN mencapai 4.638 MW.
Untuk menyerap tambahan kapasitas listrik tersebut, maka PLN pun membutuhkan tambahan pelanggan dan peningkatan konsumsi listrik. Dengan begitu, reserve margin yang tidak terpakai bisa diminimalisasi.
"Kalau pembangkit sudah mulai COD, pelanggannya harus sudah siap. Sehingga tidak sampai terjadi reserve margin yang berlebihan," sebutnya.
Apalagi, konsumsi listrik pada tahun lalu tak cukup menggembirakan. Hal itu tergambar dari realisasi penjualan listrik PLN yang hanya tumbuh 4,65%. Padahal, perusahaan setrum plat merah itu menargetkan pertumbuhan sebesar 7,06%.
Baca Juga: Realisasi listrik 35.000 MW baru capai 19%, PLN sebut timeline proyek memakan waktu
"Secara umum, rata-rata pertumbuhan kita masih di bawah prediksi. Kita prediksi pertumbuhan beban sekitar 7%, saat ini masih di bawah 5%, menurut saya itu kurang sekali," ungkapnya.
Menurut Syamsul, kawasan-kawasan ekonomi ini sangat potensial untuk bisa menyerap listrik PLN. Untuk KEK misalnya, terdapat 15 KEK yang tersebar di Indonesia, dengan rincian 11 telah beroperasi dan empat KEK masih dalam tahap pembangunan.