Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Adapun, untuk Kawasan Industri (KI) terdapat 16 lokasi. PLN antara lain baru melayani tiga tenant di KI Kuala Tanjung dengan besaran 38 Mega Volt Ampere (MVA), dari kebutuhan 200 MW.
Lalu ada 11 tenang di KI Dumai dengan sambungan 70 MVA dari kebutuhan 120 MW. Selanjutnya, satu tenant di KI Wilmar Serang sebesar 15 MVA dari kebutuhan 90 MW. Selain itu, ada juga KI Bantaeng dengan besaran 40 MVA dari kebutuhan 600 MW, dan di KI Buli sebesar 2,6 MVA dari kebutuhan 60 MW.
Baca Juga: Topang keandalan listrik Jawa-Bali, sutet Balaraja-Kembangan jadi proyek prioritas
"Bagaimana caranya industri ini bisa menggeliat, sehingga konsumsi listrik meningkat. Geliatnay bisa tampak dari konsumsi listriknya," tandas Syamsul.
Sebagaimana yang diberitakan Kontan.co.id sebelumnya, pelambatan konsumsi listrik di sektor industri, menjadi penyebab tidak tercapainya target penjualan listrik PLN. Jika pada tahun 2018 pertumbuhan konsumsi listrik industri mencapai 6,45% secara tahunan, pada 2019 terjadi penurunan signifikan yang hanya tumbuh 1,04% saja.
Alhasil, penjualan tenaga listrik PLN sepanjang tahun lalu hanya mencapai 245,52 TeraWatthour (TWh) atau hanya tumbuh 4,65% dibanding realisasi tahun 2018 yang sebesar 234,61 TWh.
Padahal, perusahaan setrum plat merah itu menargetkan penjualan tenaga listrik sebesar 248,8 TWh di tahun 2019 atau dengan persentase pertumbuhan 7,06% secara tahunan. Pertumbuhan yang hanya 4,65% ini juga lebih mini dari penjualan listrik PLN tahun 2018 yang tumbuh 5,14% secara tahunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News