kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Seruyan promosi CPO pada investor China


Kamis, 24 November 2016 / 09:48 WIB
Seruyan promosi CPO pada investor China


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SERUYAN. Bupati Seruyan Sudarsono ingin menjadikan minyak kelapa sawit atau CPO sebagai penopang ekonomi kawasan yang terletak di kawasan Kalimantan Tengah ini. Di hadapan investor China yang mewakili lima perusahaan importir sawit terbesar di Negeri Panda, dia mengatakan, tengah memperkuat kualitas sawit dan daya saing petani agar layak bagi pembeli dari manapun.

Lima investor China yang menyambangi kebun sawit Seruyan pada Rabu (23/11) yaitu China National Cereal, Oils, & Foodstuffs Holding Limited (Cofco), Tianjin Julong Group; Sinograin Oil Corporations; Yinzheng Fangshun Oils & Grains Industry Co ltd ; Wilmar Kerry Investment.

Kelima perusahaan ini mengimpor 2 juta ton CPO per tahun dari Indonesia atau 80% dari Indonesia. Salah satu perusahaan, Julong Group merupakan importir CPO terbesar di China yang juga sudah memiliki lahan sawit di Kalimantan Barat dan Sumatera.

Pembenahan sektor sawit yang dilakukan pemda Seruyan dengan mendorong petani melegalkan tanah di Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan mendaftarkan tanamannya dengan Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB).

Selain itu, Sudarsono juga mendorong petani mendapatkan sertifikasi yang diakui negara dan internasional yaitu Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Dengan sertifikasi dari tanah hingga budidaya sawit berkelanjutan, Sudarsono ingin memperkuat kualitas tanaman yang berujung pada kesejahteraan petani.

Penting untuk China

Bagi China, pasokan sawit di Indonesia sangat penting. "Sebanyak 70% CPO yang diimpor China berasal dari Indonesia," kata Xu Yibing, Vice President Julong Group. Dia mengatakan, China dan Indonesia menghadapi tren yang sama terkait produksi CPO dan isu lingkungan yang dihadapi. Dia yakin, kerja sama pihak korporasi China dan Indonesia bisa dilanjutkan.

Sudarsono berharap, perusahaan importir tak hanya berhenti pada pembelian produk tapi juga bisa ikut membantu petani. "Kami ingin mengajak untuk bekerja sama dan berdiskusi lebih lanjut," kata Sudarsono.

Salah satu kendala petani, kata dia, adalah tidak mampu mendapatkan bibit berkualitas. Sudarsono mengklaim, sufah mendapatkan lampu hijau dari investor asal Jerman yang ingin membantu petani.

"Pembeli ingin produk berkualitas. Kami tanyakan pada mereka, bisa bantu petani untuk bibit? Karena petani kesulitan dana untuk membeli bibit berkualitas. Mereka bilang, sangat bisa," kata Sudarsono.

Pemda Seruyan mencatat ada sekitar 500.000 hektare kebun sawit, dengan luas 300.000 ha tertanam. Sedangkan lewat pendataan kebun rakyat, tercatat , sudah lebih dari 2.560 petani dengan luas lahan 6.713 hektare (ha) yang dipetakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×