Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) bersiap memaksimalkan penjualan semen ke mancanegara. Untuk itu, anak usaha PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) tersebut berupaya menuntaskan proyek pengembangan dermaga di Pabrik Tuban, Jawa Timur.
Corporate Communications Manager Solusi Bangun Indonesia Novi Maryanti mengatakan, pihaknya berusaha meningkatkan utilisasi pabrik semen SMCB yang saat ini berada di level 63%.
Meski di atas rata-rata utilisasi pabrik semen nasional di kisaran 56%, SMCB merasa perlu memaksimalkan kemampuan produksi pabriknya di tengah fenomena kelebihan kapasitas yang masih terjadi di industri semen dalam negeri.
Optimalisasi pasar ekspor pun kini menjadi fokus bagi SMCB. Guna mewujudkan agenda tersebut, SMCB sedang mengebut pembangunan dermaga di pabrik mereka yang ada di Tuban. Proyek ini merupakan hasil sinergi antara SMCB dan SMGR dengan Taiheiyo Cement Corporation asal Jepang.
Baca Juga: Solusi Bangun Indonesia (SMCB) Bagi Dividen Rp 41,3 per Saham
“Saat ini, progres proyek ini sudah 98% dan tinggal proses finishing. Harapannya tahun ini proyek tersebut dapat tuntas,” kata Novi ketika berkunjung ke Redaksi Kontan, Senin (21/7).
Saat proyek ini kelar, SMCB akan melakukan ekspor semen ke Amerika Serikat (AS) dengan memanfaatkan jaringan pelanggan yang dimiliki oleh Taiheiyo. Adapun produk semen yang diekspor SMCB adalah semen khusus dan berbentuk semen curah.
Semen yang hendak diekspor ini diproduksi langsung oleh SMCB di Pabrik Tuban yang berkapasitas 3,4 juta ton per tahun. Pabrik ini dipilih untuk menunjang pasar ekspor lantaran sudah siap dari segi teknologi.
“Kami berharap dapat melakukan pengiriman ekspor hingga 1 juta ton per tahun dari Pabrik Tuban,” ujar Novi.
Novi tidak membeberkan nilai capital expenditure (capex) atau belanja modal secara rinci untuk proyek pengembangan dermaga Tuban. Yang terang, capex tersebut dikucurkan SMCB secara bertahap mengingat proyek ini sudah berlangsung sejak 2022.
Secara umum, Amerika Serikat bukan negara pertama yang jadi tujuan ekspor SMCB. Sebelumnya, emiten ini juga melakukan ekspor ke beberapa negra seperti Bangladesh, Srilanka, Australia, dan Filipina.
Lebih lanjut, Novi berharap tahun ini kinerja penjualan SMCB dapat sejalan dengan pertumbuhan industri semen nasional. Dalam catatan Kontan, Asosiasi Semen Indonesia (ASI) memproyeksikan pertumbuhan konsumsi semen di Indonesia sekitar 1% sampai 2% pada 2025.
Sejauh ini, SMCB menghadapi tantangan berat seiring penurunan daya beli masyarakat yang membuat permintaan semen merosot. Di samping itu, efisiensi anggaran proyek IKN Nusantara dan lambatnya progres pembangunan tiga juta rumah turut memengaruhi permintaan semen SMCB.
“Kami terus berupaya meningkatkan penjualan sembari berharap pertumbuhannya sejalan dengan pasar,” jelas dia.
Sementara itu, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi mengatakan, rencana SMCB yang hendak memaksimalkan ekspor melalui pembangunan dermaga di Tuban cukup logis karena kondisi pasar semen domestik yang kelebihan pasokan. Dengan begitu, peralihan penjualan ke pasar ekspor dapat menjadi alternatif.
Belum lagi, lokasi Tuban yang ada di pesisir Jawa Timur cukup strategis untuk menjadi hub bagi SMCB baik untuk pasar ekspor maupun pasar domestik di Indonesia Timur.
“Namun, ada tantangan dari sisi harga jual yang mesti bisa bersaing dengan produsen global lainnya yang juga melakukan ekspor,” terang dia, Senin (21/7).
Baca Juga: Solusi Bangun Indonesia (SMCB) Bukukan Penurunan Kinerja pada Kuartal I-2025
Wafi sepakat bahwa keberadaan dermaga ekspor di Tuban akan meningkatkan utilisasi pabrik semen SMCB beberapa waktu mendatang. Namun, SMCB tetap menghadapi tantangan berat seiring persaingan harga semen yang makin ketat, ditambah lagi sektor properti belum pulih dan belanja infrastruktur terbilang lambat.
Wafi belum bisa memberi rekomendasi saham SMCB, mengingat saham emiten ini masih dalam kondisi suspend oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat ini, saham SMCB berada di level Rp 775 per saham.
Selanjutnya: BRI Catatkan Volume Transaksi AgenBRILink Capai Rp 843 Triliun pada Semester II-2025
Menarik Dibaca: Kenali Masalah Urologi Pria Lewat Gejala dan Solusinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News