kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Setiap hari Indonesia impor BBM 300.000 barrel


Rabu, 21 Agustus 2013 / 12:57 WIB
Setiap hari Indonesia impor BBM 300.000 barrel
ILUSTRASI. Promo Hokben di GoFood Payday (dok/Hokben)


Reporter: Dyah Megasari |

JAKARTA. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Energi (ESDM) Susilo Siswoutomo mengatakan, pemerintah akan terus berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan impor terhadap bahan bakar minyak (BBM). Sebagai gantinya, pemerintah akan fokus mengembangkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan.

Ia menjelaskan, setiap hari Indonesia mengimpor BBM sebanyak 300.000 barrel minyak baik untuk kegiatan listrik maupun transportasi. Padahal Indonesia bisa memakai bahan bakar lain sehingga tidak tergantung dengan BBM tersebut.

"Target ke depan itu, nomor satu, kalau bisa mengurangi ketergantungan impor terhadap BBM," kata Susilo saat memberi sambutan acara Indonesia EBTKE Conex 2013 Conference and Exhibition di Jakarta Convention Center, Rabu (21/8/2013).

Susilo berharap masyarakat Indonesia nanti bisa memakai bahan bakar biodiesel khususnya dari kelapa sawit (CPO) atau minyak-minyak lainnya. Pihaknya menargetkan bisa memproduksi biodiesel itu sebanyak 100.000 barrel minyak per hari.

"Kalau kita melaksanakannya, harga CPO pasti naik dan industri penunjang dapat dilaksanakan dengan baik," tambahnya.

Begitu juga pengembangan energi listrik dari panas bumi dan air. Secara pelan-pelan, pemerintah juga menggalakkan potensi tersebut untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap BBM.

Untuk energi baru, terbarukan, dan konservasi energi (EBTKE) ini, pemerintah menargetkan kebijakan energi nasional bisa mencapai 22 persen. Hingga saat ini, komitmen untuk EBTKE masih hanya 6 persen.

"Sehingga forum ini sangat penting untuk memastikan dan mendata rencana pemerintah untuk mencapai target tersebut bisa terjadi, seperti perizinan, finansial, dan tantangannya," jelasnya. (Didik Purwanto/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×