kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,26   0,83%
  • KOMPAS100 1.105   10,12   0,92%
  • LQ45 877   10,37   1,20%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 448   5,50   1,24%
  • IDXHIDIV20 539   4,27   0,80%
  • IDX80 127   1,28   1,02%
  • IDXV30 135   0,60   0,45%
  • IDXQ30 149   1,41   0,96%

Siap kirim obat, Pharmacon gandeng 30 perusahaan


Selasa, 01 April 2014 / 10:24 WIB
Siap kirim obat, Pharmacon gandeng 30 perusahaan
ILUSTRASI. Perempuan Bergaun Merah, dibintangi Tatjana Saphira dan Refal Hady, salah satu film horor Indonesia terbaru yang saat ini tengah tayang di bioskop Indonesia.


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) lewat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) bidang kesehatan membawa berkah bagi PT Millennium Pharmacon International Tbk (SDPC). Perusahaan distribusi farmasi ini langsung mematok target pendapatan positif tahun ini.

Perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki Pharmaniaga International Corporation Sdn Bhd asal Malaysia ini menargetkan pendapatan Rp 1,5 triliun tahun ini atau tumbuh 15% dari pendapatan 2013 yang sebesar Rp 1,31 triliun. "Kami melihat adanya peluang dari BPJS untuk memboyong prinsipal (perusahaan farmasi) dalam tender yang bakal digelar pemerintah," kata Mohamad Muhazni, Presiden Direktur Millennium Pharmacon International kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Muhazni menargetkan Pharmacon bisa menggandeng sebanyak 30 perusahaan farmasi yang mau memanfaatkan jasa perusahaan ini. Yakni, memasok obat-obatan ke seluruh pelosok Nusantara.

Untuk memuluskan rencana ini, Pharmacon ternyata tidak perlu mengeluarkan belanja modal gede. Tahun ini, perusahaan tersebut cuma anggarkan belanja modal sebesar Rp 10 miliar. Jumlah ini naik lebih dari tiga kali lipat dari belanja modal 2013 yang cuma Rp 3 miliar.

Menurut Muhazni, belanja model tersebut bakal dipakai untuk tiga hal. Pertama membuka satu kantor cabang di Tasikmalaya, Jawa Barat tahun ini, sehingga jumlah kantor cabang Pharmacon menjadi 30 kantor di akhir tahun ini. Kedua, pengembangan teknologi distribusi obat sekaligus teknologi pasokan obat di gudang. Ketiga, perluasan gudang obat.

Tergantung pemilik

Saat ini, Pharmacon sudah memasok tiga produk kesehatan, yaitu produk obat bebas bermerek, suplemen makanan, dan peralatan diagnostik. Sedangkan kontribusi pendapatan sekitar 60% berasal dari Jawa. Sisanya dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, serta Papua.

Lewat aksi ini, Muhazni berharap, laba bersih perusahaan ini yang tahun lalu sebesar Rp 10,24 triliun, bisa tumbuh 7,4% menjadi Rp 11 miliar. "Target ini mempertimbangkan kondisi makro, yakni tingkat suku bunga pinjaman yang tinggi, serta nilai tukar rupiah yang fluktuatif," paparnya.

Asal tahu saja, Pharmacon masih mengandalkan pendapatan dari penjualan obat medis yang pada 2013 berkontribusi 89% terhadap total pendapatan atau setara dengan Rp 1,16 triliun.

Sekadar informasi, pada April 2013, pemegang saham mayoritas perusahaan itu, Pharmaniaga Bhd yang 54,7% sahamnya dimiliki konglomerat Bousted Holdings Bhd., mengakuisisi 100% saham produsen farmasi generik PT Errita Pharma senilai US$ 28 juta. Menurut Muhazni, melalui aksi korporasi tersebut, pabrik farmasi Errita Pharma di Bandung langsung menjadi milik Millenium Pharmacon.

Muhazni berharap dengan aksi ini, bisnis farmasi perusahaan di era BPJS ini bakal semakin kuat. "Namun, untuk rencana akuisisi pabrik baru lagi dan juga kepemilikan pabrik sangat bergantung dari sang pemilik, yakni Pharmaniaga. kami tentu selalu berdiskusi dengan para pemegang saham kami," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×