Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih membayangi berbagai industri lintas sektor yang bergantung pada pasokan bahan baku impor. Dalam hal ini, industri plastik tidak menjadi salah satu industri yang turut terdampak.
Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono mengatakan pelemahan nilai kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berdampak pada naiknya harga barang jadi plastik di pasaran pada kisaran 20%.
Baca Juga: Asosiasi: Corona hingga pelemahan rupiah berdampak ke proyek panas bumi
Hal ini terjadi secara otomatis untuk menyesuaikan dengan kenaikan harga bahan baku yang terjadi akibat pelemahan nilai tukar rupiah. Menurut catatan Fajar, kenaikan harga barang jadi plastik sendiri sudah mulai dirasakan sejak Senin (23/3) lalu.
“Harga bahan baku plastik itu mengikuti suplai demand (bahan baku plastik di global, kemudian harga minyak bumi, dan kurs USD,” jelas Fajar kepada Kontan.co.id (25/3).
Di sisi lain, permintaan produk-produk barang jadi plastik tertentu tengah mengalami perlambatan. Hal ini dipicu oleh banyaknya pedagang kaki lima yang berhenti beroperasi di pasar. Tidak hanya itu, beberapa pasar juga dikabarkan telah berhenti beroperasi seiring mewabahnya pandemi corona.
Baca Juga: Alkindo Naratama (ALDO) yakin catat pertumbuhan penjualan double digit di kuartal I
Hal ini membuat pergerakan stok barang jadi plastik dari gudang persediaan ke pasaran menjadi melambat. Padahal, umumnya lonjakan permintaan cenderung terjadi menjelang lebaran.