Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan industri nikel ke stainless steel akan dibatasi lantaran menyerap banyak nikel berkadar tinggi.
Nikel kadar tinggi dan nikel kadar rendah memiliki fungsi yang berbeda. Di Indonesia, nikel kadar tinggi atau saprolite lebih mudah dijual karena smelter untuk mengolah nikel tersebut sudah tersedia. Sedangkan nikel kadar rendah atau limonite masih jarang terserap.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara (Minerba), Irwandy Arif menyampaikan, ada kemungkinan industri nikel ke stainles steel akan dibatasi oleh Kementerian Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves).
Baca Juga: Kementerian ESDM Ungkap Target 53 Smelter pada 2023 Berpotensi Tidak Tercapai
“Kemenkomarves sudah berbicara dengan Menteri ESDM dan Menteri Perindustrian supaya arah stainless steel yang memakan nikel kadar tinggi itu supaya dibatasi saja,” jelasnya dalam webinar, Jumat (18/11).
Irwandy mengatakan, ada strategi yang akan dilakukan untuk mendorong hilirisasi di Indonesia yakni dengan peningkatan optimalisasi efisiensi jadi ada supply chain yang baik antara hulu dengan hilir, kemudian juga harmonisasi. Tugas ini ada di tangan departemen perindustrian.
“Kerja sama ini sangat dipentingkan awal tahun lalu sudah ada rapat internal ya. Rapim secara khusus perindustrian dan pertambangan, tapi harus didorong lagi supaya lebih maju,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News