Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA.
JAKARTA. Kinerja triwulan pertama 2020 menjadi peringatan bagi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) untuk lebih waspada mengatur strategi bisnis. Walaupun target penjualan sepanjang tahun ini stagnan, produsen Tolak Angin tersebut berharap masih bisa mengantongi kenaikan laba bersih. Strateginya dengan memangkas sejumlah pengeluaran.
Salah satu sasaran pengurangan beban Sido Muncul yakni biaya promosi dan periklanan. Sepanjang kuartal I 2020 kemarin, perusahaan tersebut membayar biaya promosi dan iklan sebesar Rp 54,28 miliar atau meningkat 6,41% year on year (yoy).
Selain itu, Sido Muncul berencana menekan biaya produksi dengan cara mencari bahan baku yang berharga lebih kompetitif. "Bahan baku sudah kami amankan untuk empat bulan ke depan dengan harga yang bagus," kata Leonard, Direktur Keuangan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk kepada KONTAN, Selasa (21/4).
Fokus pemasaran Sido Muncul pada tahun ini di pasar domestik. Agar rantai penjualan terus berjalan, perusahaan itu bakal menjaga ketersediaan produk di pasar dan mengeluarkan produk baru sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Hingga tutup 2020, Sido Muncul berharap mampu membukukan pertumbuhan single digit untuk laba bersih. Selama tiga bulan pertama tahun ini, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih mereka tumbuh 10,85% yoy menjadi Rp 231,53 miliar. Salah satu sebabnya, beban pokok penjualan turun 3,70% yoy menjadi Rp 323,19 miliar.
Ekspor turun
Sementara target penjualan Sido Muncul tahun ini kurang lebih sama seperti capaian 2019. Perlu diketahui, target awal perusahaan itu yakni mengantongi kenaikan penjualan minimal 10% yoy.
Revisi penurunan target penjualan 2020 mempertimbangkan kondisi pasar di tengah efek pandemi Covid-19. Pasar ekspor Sido Muncul memang masih mini. Namun nyatanya, penurunan penjualan di pasar mancanegara hingga lebih dari 50% yoy cukup signifikan mempengaruhi hasil akhir kinerja kuartal I tahun ini.
Adapun ekspor Sido Muncul terkendala lockdown sejumlah negara tujuan.Mereka menjual produk ke sejumlah negara. Filipina, Malaysia dan Nigeria merupakan tiga besar tujuan ekspor dengan kontribusi sekitar 90% terhadap total penjualan ekspor.
Pada akhirnya, porsi penjualan ekspor Sido Muncul selama Januari-Maret tahun ini hanya sebesar 2%. Sementara pada periode yang sama tahun lalu sekitar 5%. "Laju pertumbuhan harus tertahan oleh pelemahan penjualan ekspor," terang Leonard.
Secara keseluruhan, penjualan Sido Muncul pada kuartal I 2020 hanya terungkit 2,39% yoy menjadi Rp 730,72 miliar. Padahal selama periode itu mereka cukup maksimal menggencarkan pemasaran. Produk baru berupa kapsul soft gel dari beberapa varian seperti Tolak Angin, Tolak Linu, Sari Kunyit, virgin coconut oil (VCO) dan beberapa jenis vitamin lain, pun hadir di pasaran.
Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu penjualan Sido Muncul tumbuh 14,95% yoy menjadi Rp 713,68. Sepanjang 2019, penjualannya juga masih naik dobel hingga 11,23% yoy menjadi 3,07 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News