kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sido Muncul (SIDO) targetkan perbesar kontribusi ekspor hingga 10% di 2020


Kamis, 30 Januari 2020 / 18:04 WIB
Sido Muncul (SIDO) targetkan perbesar kontribusi ekspor hingga 10% di 2020
ILUSTRASI. Petugas menata produk dalam negeri berupa jamu dalam kemasan prduksi Sido Muncul saat Indonesia Brand Forum (IBF) di Jakarta, Rabu (20/5).


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) serius menggeluti potensi pasar ekspor pada tahun 2020. Produsen jamu, obat herbal dan consumer goods ini optimistis segmen bisnis tersebut dapat tumbuh kencang saat ini.

Sebelumnya,  Sido Muncul membidik kontribusi ekspor di tahun 2019  sekitar 5% dari total pendapatan bersihnya

David Hidayat, Direktur Utama  Sido Muncul mengakui bahwa target tersebut terlampaui, hanya saja detail lebih rinci masih menunggu rilis laporan keuangan perseroan.

Sementara di awal tahun ini, secara perlahan pasar ekspor bakal diperlebar, sehingga sumbangan dari segmen tersebut bisa lebih besar. "Dengan konsisten terus mencapai kontribusi terhadap revenue total yang lebih besar, sehingga bisa mencapai 10% dari total pendapatan bersih," ujar David kepada Kontan.co.id, Kamis (30/1).

Baca Juga: Analis: 12 saham anyar yang masuk indeks Kompas100 punya likuiditas lebih baik

Tahun 2020 ini  Sido Muncul memang menjajaki negara tujuan ekspor baru seperti Myanmar, Kamboja dan Vietnam. Selain kawasan Asia Tenggara, manajemen bilang perseroan juga tengah menapaki peluang ekspor di Arab Saudi dan Ghana.

Selain menjajaki negara tujuan baru, SIDO juga tengah berproses meluncurkan produk herbal baru berupa suplemen makanan (food supplement) pada awal tahun ini. David mengatakan proses registrasi produk tersebut diharapkan rampung di kuartal pertama tahun ini.

Motivasi peluncuran produk tersebut salah satunya ialah langkah untuk memperluas pasar ekspor  Sido Muncul. Menurut manajemen Sido Muncul, dengan produk ini, peluang pertumbuhan penjualan luar negeri akan terbuka lebih lebar, sebab di negara lain tidak ada regulasi terkait jamu sementara food supplement sudah jamak regulasinya di tingkat global.

Baca Juga: Enam emiten jadi anggota baru di indeks Pefindo25, dua saham ini dinilai menarik

Mengenai capaian penjualan bersih di 2019, David mengaku perolehannya cukup menggembirakan. Sebelumnya, di awal tahun lalu  Sido Muncul sempat membidik pertumbuhan sekitar 10%, jika mengacu pada revenue tahun 2018 yang nilainya Rp 2,8 triliun, maka diprediksi revenue tahun lalu tembus hingga Rp 3,08 triliun.

Adapun untuk tahun 2020 ini, perseroan kembali membidik pertumbuhan penjualan 10%. "Kami tidak boleh muluk muluk (menargetkan), tapi yang terpenting kami harus bekerja lebih keras. Perbaikan jaringan distribusi terus kami perbaiki, kami menambah team profesional di distribusi dan penjualan serta sarana sistem informasinya," terang David.

Di tahun 2020 pula produsen minuman Tolak Angin ini menganggarkan belanja modal senilai Rp 180 miliar. David menyebutkan anggaran sebagian besar untuk melengkapi kelengkapan mesin pabrik Cairan Obat Dalam (COD) ke-II dan sementara masih belum ada rencana ekspansi di tahun ini.

Seperti yang diketahui, guna mengantisipasi tren kenaikan permintaan tersebut perusahaan jauh-jauh hari telah menambah pabrik COD ke-II yang telah beroperasi komersial tahun lalu dengan kapasitas terpasang 100 juta sachet per tahun. Tingkat pemanfaatan dari total kapasitas produksi herbal perusahaan tersebut berkisar 55%-60%.

Baca Juga: Ini saham baru yang jadi anggota indeks Pefindo25 periode Februari-Juli 2020

Dus, karena masih ada kapasitas yang lowong, perusahaan akan memaksimalkannya terlebih dahulu. Selain pasar ekspor, David juga menegaskan bahwa perusahaan tetap mengoptimalkan pemerataan distribusi domestik yang masih menjadi prioritas perusahaan.

"Karena jaringan yang ada saat ini akan memudahkan kami untuk produk-produk baru yang akan datang," terangnya. Adapun soal kondisi pasar produk herbal di tahun ini dinilai masih kondusif.

Apalagi Indonesia dengan  pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah, SIDO yakin pasar tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya. Hal tersebut akan memperlebar peluang perseroan untuk tumbuh lebih tinggi.

Baca Juga: Pupuk Indonesia targetkan pabrik NPK baru milik PIM bisa selesai tahun depan

Sekadar informasi, kinerja perseroan di sembilan bulan pertama tahun lalu terbilang positif dimana total revenue mencapai Rp 2,12 triliun atau tumbuh 9,48% year on year (yoy). Sebagian besar penjualan ditopang oleh segmen produk jamu herbal dan suplemen sebesar Rp 1,42 triliun atau setara dengan sekitar 67,09% total penjualan.

Selanjutnya, sebanyak 28,56% penjualan SIDO berasal dari segmen makanan dan minuman. Sementara itu, sekitar kurang dari 5% sisanya ditopang oleh penjualan dari segmen farmasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×