kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simak Kesiapan Produsen Otomotif di Tengah Rencana Penghentian Penjualan Mobil BBM


Rabu, 28 Agustus 2024 / 06:53 WIB
Simak Kesiapan Produsen Otomotif di Tengah Rencana Penghentian Penjualan Mobil BBM
ILUSTRASI. pemerintah sedang menggodok mekanisme kebijakan pelarangan penjualan kendaraan konvensional di 2045


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berusaha mengejar target Net Zero Emission 2060 atau lebih cepat. Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah adalah melarang penjualan mobil konvensional berbasis internal combustion engine (ICE) dalam jangka panjang.

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) sedang merumuskan kebijakan untuk mendukung implementasi peta jalan sektor otomotif Indonesia. Salah satu kebijakan yang disiapkan pemerintah adalah larangan penjualan kendaraan konvensional baru sebagai upaya percepatan adopsi kendaraan listrik atau battery electric vehicle (BEV).

Deputi Bidang Koordimasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin menyatakan, pihaknya terus menggodok mekanisme kebijakan pelarangan penjualan kendaraan konvensional.

Dalam hal ini, pemerintah menargetkan agar 15 tahun sebelum tahun 2060 Indonesia bisa menghentikan penjualan kendaraan beremisi karbon. Dengan kata lain, pada 2045 nanti tidak ada lagi mobil ICE baru yang dijual di pasar domestik. 

Di atas kertas, rencana penghentian penjualan mobil konvensional baru cukup menantang kendati kebijakan ini baru baru berlaku 21 tahun lagi. Saat ini, mayoritas mobil baru yang dijual di pasar Indonesia masih berbahan bakar fosil.

Baca Juga: Kementerian ESDM Sebut Ada Kenaikan kuota Subsidi LPG 3 Kg dan Subsidi Listrik

Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil nasional tercatat sebanyak 484.236 unit hingga Juli 2024. Dari angka tersebut, mobil listrik baru mampu menyumbang penjualan sebanyak 17.826 unit.

Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto belum bisa berkomentar secara mendalam terkait kesiapan industri otomotif nasional menghadapi rencana penyetopan penjualan mobil ICE baru mulai 2045.

"Kami tunggu peraturan dari pemerintah saja," ujar dia, Selasa (27/8).

Sementara itu, PT Honda Prospect Motor (HPM) menyatakan, rencana yang disusun pemerintah sebenarnya sejalan dengan visi Honda yang menargetkan mencapai Net Zero Emission pada 2040 secara global.

Visi ini kemudian diterapkan Honda secara bertahap di Indonesia. Sebagai transisi, Honda telah memasarkan dua mobil hybrid di Tanah Air yakni CR-V RS e: HEV dan Accord e:HEV. Honda juga akan meluncurkan mobil listtik Honda e:N1 di Indonesia pada 2025 mendatang.

"Sejalan dengan visi tersebut, kami akan menyesuaikan investasi yang diperlukan untuk dapat mengembangkan pasar dan mendukung transisi ke teknologi yang lebih ramah lingkungan," ujar Sales & Marketing and Aftersales Ditector HPM Yusak Billy, Selasa (27/8).

Honda pun akan terus melakukan evaluasi dan riset untuk beradaptasi dengan perubahan pasar dan regulasi pemerintah.

Baca Juga: Kapan Pembatasan Pembelian BBM Subsidi Diterapkan? Ini Jawaban Bahlil

Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy menyebut, rencana penghentian penjualan mobil konvensional sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di beberapa negara lain meski dengan target realisasi yang berbeda-beda.

Toyota sendiri berpegang teguh pada strategi multi pathway yang memungkinkan mereka mengembangkan berbagai teknologi mobil ramah lingkungan, baik itu hybrid, plug-in hybrid, full electric, flexy fuel, hingga hidrogen. Pengembangan teknologi ini juga perlu dibarengi oleh pendalaman ekosistem kendaraan ramah lingkungan secara menyeluruh di Indonesia.

"Lewat strategi ini kami percaya banyak orang bisa ikut berkontribusi terhadap penurunan emisi karbon sembari tetap memenuhi kebutuhan mobilitasnya," tandas Anton, Selasa (27/8).    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×