Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen sawit, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) menargetkan untuk dapat mempertahankan tingkat produksi kebun pada tahun 2024, setidaknya setara dengan hasil produksi pada tahun 2023.
Sebagaimana diketahui, Sinar Mas Agro Resources and Technology menghasilkan produksi produk sawit berupa CPO dan kernel sebanyak 722 ribu ton pada 2023.
Wakil Direktur Utama sekaligus Corporate Secretary SMAR, Jimmy Pramono, menegaskan bahwa target tersebut akan dicapai dengan asumsi cuaca yang mendukung.
"Untuk tahun 2024, Perseroan menargetkan untuk dapat mempertahankan tingkat produksi kebun dengan asumsi cuaca yang mendukung, meskipun terdampak oleh cuaca kering (El Nino) yang terjadi pada tahun sebelumnya," kata Jimmy kepada Kontan, Rabu (5/6).
Sementara itu, target pendapatan dan laba bersih akan sangat bergantung pada harga pasar CPO internasional yang berada di luar kendali Perseroan.
Baca Juga: Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART) Tebar Dividen Tunai Rp 95 Per Saham
"Selain harga pasar CPO, kinerja perseroan sangat dipengaruhi oleh faktor fundamental dari pasokan dan permintaan minyak nabati maupun harga minyak mentah dunia," ungkapnya.
Mengingat kondisi cuaca merupakan tantangan terbesar bagi SMAR, Perseroan akan terus melanjutkan strategi jangka panjangnya, yaitu memanfaatkan teknologi yang terdepan dan inovasi dalam ilmu pengetahuan di bidang agribisnis untuk mengoptimalkan produktivitas.
"Juga mempertahankan keunggulan biaya melalui praktik-praktik yang berkelanjutan. Hal ini dilakukan melalui penelitian dan pengembangan atas bahan tanam unggul, penerapan precision agriculture, mekanisasi dan otomatisasi serta praktik-praktik terbaik dalam pengelolaan perkebunan," pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, per 31 Maret 2023, SMAR tercatat memiliki luas lahan tertanam sebesar 36.400 ha (termasuk lahan plasma 31.300 ha). Dari sisi operasional pabrik, SMAR memiliki kapasitas pabrik pengolahan kelapa sawit sebesar 4.350.000 tpa, pabrik pengolahan inti sawit 810.000 tpa, rafinasi 2.880.000 tpa, dan pabrik biodiesel 1.050.000 tpa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News