Sumber: Forbes | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konglomerasi Indonesia Sinar Mas yang dikendalikan keluarga Franky Widjaja bekerja sama dengan First Gen Corp., perusahaan energi asal Filipina milik taipan Federico Lopez, untuk mengembangkan enam pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Indonesia dengan total kapasitas 440 megawatt (MW).
Investasi proyek ini diperkirakan mencapai sekitar US$ 2,2 miliar atau setara lebih dari Rp 34 triliun, dengan rata-rata biaya US$ 500 juta untuk setiap 100 MW kapasitas terpasang.
Angka tersebut mencakup biaya pengeboran, pengembangan lapangan uap, serta pembangunan pembangkit listrik.
Baca Juga: Bahlil Minta PLN Bangun Pembangkit Panas Bumi 40 MW di Maluku
Menurut keterangan bersama kedua perusahaan, proyek panas bumi tersebut akan dikembangkan melalui PT DSSR Daya Mas Sakti, anak usaha Sinar Mas, dan PT First Gen Geothermal Indonesia, anak usaha First Gen.
Enam lapangan panas bumi itu berlokasi di Jawa Barat, Flores, Jambi, Sumatra Barat, dan Sulawesi Tengah.
Indonesia memiliki sekitar 40% cadangan panas bumi dunia, namun baru 10% yang dimanfaatkan. Potensi ini dinilai dapat mendukung target transisi energi bersih nasional.
“Tujuan kami adalah memperkuat kapasitas nasional dalam pengembangan panas bumi dan memaksimalkan potensi energi bersih di Indonesia,” kata Presiden Direktur DSSR Daya Mas Sakti, Lokita Prasetya.
First Gen akan mengerahkan pengalaman anak usahanya, Energy Development Corp. (EDC), yang saat ini mengoperasikan 13 pembangkit panas bumi di Filipina dengan kapasitas total 1.189 MW.
Baca Juga: Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Gandeng PLN IP Kembangkan Proyek Panas Bumi 530 MW
Proyek ini juga menandai kebangkitan ekspansi internasional First Gen setelah lebih dari satu dekade. Pada 2011, EDC pernah menjajaki potensi panas bumi di Chile, namun hingga kini belum membangun fasilitas di sana.
Langkah ekspansi ini sejalan dengan strategi First Gen yang menjual 60% aset gasnya kepada taipan Filipina Enrique Razon Jr. senilai 50 miliar peso (US$ 875 juta).
Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung rencana investasi US$ 9 miliar guna melipatgandakan kapasitas energi terbarukan menjadi 13 gigawatt pada 2030.
Selain panas bumi dan gas yang menyumbang 55% kapasitas, portofolio energi First Gen juga mencakup tenaga air, surya, dan angin.
Sementara itu, keluarga Widjaja yang mengendalikan Sinar Mas tercatat memiliki kekayaan bersih US$ 18,9 miliar dan menempati peringkat keempat orang terkaya Indonesia versi Forbes pada Desember 2024.
Baca Juga: KKKS Asing Hingga Konglomerasi Berbondong-bondong Bidik Proyek Panas Bumi
Di luar sektor energi, Sinar Mas memiliki bisnis di agribisnis, pertambangan, industri kertas, jasa keuangan, properti, dan telekomunikasi.
Adapun keluarga Lopez dari Filipina memiliki kekayaan bersih sekitar US$ 285 juta dan dikenal sebagai pemilik saham pengendali ABS-CBN, mantan stasiun televisi terbesar di negara tersebut.
Setelah izin siaran tidak diperpanjang pada 2020, ABS-CBN beralih fokus ke layanan streaming daring dan berbagi konten dengan jaringan lain.
Selanjutnya: Kinerja Saham Masih Tertatih, Indofood (INDF) Masih Direkomedasikan
Menarik Dibaca: 6 Rekomendasi Film Romantis di Netflix Tentang Hubungan Palsu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News