Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Sinarmas Grup sedang mempersiapkan diri untuk membangun pembangkit listrik. Kali ini, perusahaan milik Taipan Eka Cipta Widjaja itu punya rencana untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik di kawasan industrinya. Untuk tahap awal, kapasitas pembangkit listrik yang dibutuhkan sekitar 180 Mega Watt (MW).
Direktur Sinarmas Grup, Sanny Iskandar mengatakan, saat ini Sinarmas Grup memiliki dua kawasan industri yakni di Bekasi melalui PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) dan di Karawang International Industrial City (KIIC). "Kami akan menjajaki perizinannya. Ada kebutuhan listrik di kawasan industri. Paling tidak butuh sekitar 120 MW - 180 MW," ujarnya di Jakarta, belum lama ini.
Namun, Sanny masih belum bisa membeberkan detail rencana tersebut lantaran masih dalam tahap kajian. Selama ini lahan industri Sinarmas sudah mendapat pelayanan dari PLN. Sehingga, pembangkit listrik mandiri ini akan mulai diseriusi untuk ekspansi jangka panjang, dalam dua hingga tiga tahun ke depan. "Ini juga untuk mendukung pengembangan kawasan green industry," imbuhnya.
Dengan asumsi pembangunan power plant menggunakan tenaga batubara, nilai investasi yang dibutuhkan tiap 1 MW adalah sekitar US$ 1 juta. Dengan begitu, paling tidak Sinarmas harus menyiapkan dana sekitar US$ 180 juta untuk merealisasikan rencana ini.
Sementara untuk jangka pendek, saat ini Sinarmas masih akan tetap ekspansi lahan dan mengembangkan fasilitas penunjang di kawasan industri. Puradelta misalnya, tahun ini menganggarkan belanja modal (capex) sekitar Rp 1,2 triliun. Angka ini naik 50% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 800 miliar.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Puradelta, Tondy Suwanto sebelumnya mengatakan, belanja modal itu akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur, investasi properti, dan akuisisi lahan. Perseroan menargetkan akuisisi lahan sekitar 120 -135 hektare (ha) di sebelah selatan Kota Deltamas. Saat ini, perseroan masih memiliki land bank 1.845 ha.
Tahun ini Puradelta menargetkan pendapatan Rp 2,2 triliun atau naik 43% dari tahun sebelumnya yakni Rp 1,53 triliun. Sementara laba bersihnya ditargetkan naik dari Rp 964,1 miliar menjadi sekitar Rp 1,2 triliun -Rp 1,3 triliun. Sementara pra penjualan atau marketing sales ditargetkan bisa mencapai Rp 1,9 triliun- Rp 2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News