Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya menjaga produksi tingkatan produksi Blok Rokan kini jadi fokus utama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) jelang aloh kelola dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto bilang dalam dua tahun terakhir tak ada pengeboran yang dilakukan oleh Chevron sehingga pihaknya berharap Nobember 2020 pengeboran dapat kembali dimulai.
"Di 2019-2020 tidak ada pengeboran, kecuali November. Pada 2021 ditargetkan ada 200 sumur pengeboran," ungkap Dwi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (30/9).
Dwi menjelaskan, Chevron diharapkan mampu melaksanakan pengeboran sebanyak 110 hingga 114 sumur hingga alih kelola di Agustus 2021. Nantinya rencana pengeboran akan dilanjutkan oleh Pertamina.
Baca Juga: ENI jadi kandidat kuat lanjutkan Blok IDD gantikan Chevron
Kendati demikian, Pertamina sendiri hanya menargetkan pengeboran 44 sumur pasca alih kelola. Jumlah pengeboran baru akan meningkat menjadi 180 sumur di 2022 mendatang.
Dwi melanjutkan, upaya mendorong investasi Chevron di Blok Rokan telah dimulai lewat penandatanganan Head of Agreement (HoA) pada Senin (28/9) lalu.
"Dengan HoA kemarin maka diharapkan pengeboran mulai November pada masa transisi jelang berakhirnya WK Rokan sebagai usaha menahan laju penurunan produksi," tandas Dwi.
Selanjutnya: Head of agreement diteken, Chevron mengebor lagi di Blok Rokan pada November
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News