kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sky Energy Indonesia (JSKY) berupaya perbaiki kinerja di tengah pandemi Covid-19


Kamis, 06 Agustus 2020 / 15:48 WIB
Sky Energy Indonesia (JSKY) berupaya perbaiki kinerja di tengah pandemi Covid-19


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan yang bergerak di industri panel surya PT Sky Energy Indonesia Tbk berupaya mempertahankan bisnisnya yang turut terdampak pandemi Covid-19.

Sekadar informasi, emiten berkode saham JSKY mengalami penurunan penjualan neto sebesar 29,02% (yoy) menjadi Rp 89,67 miliar di kuartal I-2020. Laba bersih JSKY juga merosot 36,19% (yoy) menjadi Rp 5,63 miliar.

Hingga saat ini, JSKY belum merilis laporan keuangan untuk semester I-2020. Walau begitu, Chief Executive Officer (CEO) Sky Energy Indonesia Kurniadi Widyanta mengklaim, tren kinerja bisnis JSKY terlihat sudah mulai membaik semenjak pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Baca Juga: Kinerja keuangan Sky Energy Indonesia (JSKY) turun di triwulan I 2020

“Kami berusaha memenuhi pesanan produk yang tertunda di semester kedua,” kata dia, Rabu (5/8).

Ia mengaku, ketika pandemi Covid-19 pertama kali muncul di Indonesia pada awal Maret lalu, banyak pesanan produk milik JSKY yang tidak bisa terkirim. Hal ini disebabkan JSKY mengalami kekurangan pasokan bahan baku yang sebagian besar masih bergantung pada pemasok di luar negeri.

Ketika wabah corona menyebar dan sejumlah negara membatasi kegiatan industri, para penyuplai bahan baku produk JSKY pun tidak beroperasi.

Di kesempatan sebelumnya, Kurniadi pernah mencontohkan, JSKY perlu mengimpor beberapa bahan baku panel surya seperti kaca setebal 1,7 milimeter dari Taiwan, Vietnam, dan China. Pasalnya, kaca dengan klasifikasi tersebut masih sulit ditemui di Indonesia. Komponen lokal JSKY pun sejauh ini baru mencapai 43%.

“Bahan baku lokal sebenarnya ada, tapi belum semua bisa dipasok dari dalam negeri,” imbuh dia. 

Alhasil, selama masa tersebut, JSKY cenderung kesulitan melakukan proses produksi.

Terlepas dari itu, Kurniadi memastikan bahwa permintaan ekspor produk-produk JSKY masih cukup tinggi. Perusahaan ini memang punya pangsa pasar ekspor di berbagai kawasan seperti Amerika Serikat, Jepang, hingga Eropa.

Manajemen JSKY akan terus menggenjot penjualan produk utamanya seperti panel surya maupun solar system ke luar negeri. 

Baca Juga: Penuh tantangan, Sky Energy Indonesia (JSKY) berniat ubah target kinerja tahun Ini

“Untuk menunjang itu, kami berusaha menjaga dan meningkatkan level pelayanan seperti ketepatan waktu pemesanan dan lain-lain,” terang dia.

Asal tahu saja, panel surya menjadi penopang utama kinerja JSKY di kuartal I-2020 dengan nilai penjualan sebesar Rp 63,36 miliar. Adapun penjualan solar system JSKY tercatat sebesar Rp 18,31 miliar di periode yang sama.

Kurniadi menambahkan, proyek pembangunan pabrik panel surya JSKY di Cisalak, Jawa Barat dipastikan tetap berlanjut walau sempat terkendala akibat pandemi Covid-19. Pihak JSKY masih tetap mengupayakan agar pabrik tersebut dapat beroperasi di tahun ini.

Dalam catatan Kontan.co.id, pabrik panel surya tersebut kelak dapat memproduksi 100 megawatt (MW) cell.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×