kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SMART Siap Buka Dialog dengan Greenpeace dan Pemerintah


Selasa, 10 Agustus 2010 / 13:54 WIB
SMART Siap Buka Dialog dengan Greenpeace dan Pemerintah


Reporter: Asnil Bambani Amri |

JAKARTA. Dari hasil verifikasi oleh Control Union Certification (CUC) dan BSI Group (BSI) atau Independent Verification Exercise Team (IVET) terhadap PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART), menunjukkan bahwa temuan organisasi lingkungan hidup Greenpeace mental.

Presiden Direktur PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) Daud Dharsono mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah akan melakukan gugatan hukum kepada Greenpeace atas temuan yang dilansirnya sejak akhir tahun silam.

Hanya saja, imbuh Daud, SMART terbuka terhadap Greenpeace untuk melakukan dialog yang konstruktif; termasuk dengan pemangku kepentingan lain di Indonesia maupun di luar negeri. "Kami membuka dialog transparan," kata Daud, Selasa (10/8).

Asal tahu saja, Greenpeace melansir pelanggaran yang dilakukan perusahaan-perusahaan sawit besar, termasuk Sinar Mas.

“SMART membuka hutan tanpa AMDAL, tidak ada ijin pemanfaatan kayu (sawit), di Papua mereka membuka lahan di hutan sagu,” kata Juru Kampanye Greenpeace Joko Arif kepada KONTAN, Mei 2010 silam. Hal itu dinilai mempengaruhi ekosistem kehidupan di dalam negeri. Sementara secara global, hal tersebut membawa dampak terhadap perubahan iklim karena menghasilkan emisi gas rumah kaca.

Ekspansi bisnis sawit SMART juga menjadi salah satu kekhawatiran dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pemerhati lingkungan tersebut. Saat ini total lahan sawit SMART mencapai 400.000 hektar, namun rencananya salah satu anak grup raksasa penghasil pulp&papper tersebut akan memperluas lahan sawitnya menjadi 1 juta hektar. Dus, deforestasi tak bisa dihindari.

Peringatan tersebut sebenarnya sudah disampaikan sejak November 2008 lalu ketika ada pertemuan RSPO di Bali. Imbauan yang sama ditegaskan kembali sebulan sesudahnya. Sayangnya, hal itu tidak digubris.

“Kami khawatir, Sinar Mas ini kan tidak hanya produsen sawit, tetapi juga produsen Pulp&Papper terbesar ke dua di dunia, jika tidak diindahkan, maka hutan kita terancam rusak,” tandasnya.




Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×