kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Smartfren (FREN) masih cetak rugi meski pelanggan dan pendapatan naik, ini alasannya


Jumat, 14 Agustus 2020 / 18:04 WIB
Smartfren (FREN) masih cetak rugi meski pelanggan dan pendapatan naik, ini alasannya


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Smartfren Telecom Tbk mencatatkan lonjakan pendapatan dan pertumbuhan jumlah pelanggan di sepanjang tahun ini. Kendati begitu, emiten telekomunikasi berkode FREN ini masih saja membukukan kerugian.

Presiden Direktur FREN Merza Fachys mengatakan, hingga tahun 2019 lalu jumlah pengguna Smartfren meroket jadi 23,5 juta pelanggan. Angka itu naik 91,05% dibandingkan tahun 2018 yang hanya 12,3 juta pelanggan.

Melesatnya jumlah pelanggan diikuti dengan naiknya pendapatan FREN sebesar 27,32% dari Rp 5,49 triliun pada 2018 menjadi Rp 6,99 triliun di akhir tahun lalu. 

Baca Juga: Mantan Menko Perekonomian Darmin Nasution jadi Presiden Komisaris Smartfren (FREN)

"Ini suatu capaian yang luar biasa. Kami yakin dengan kenaikan pelanggan hampir dua kali lipat ini menunjukkan bahwa perusahaan telah melaksanakan semua program kerjanya dengan baik. Kami on track untuk maju terus," kata dia dalam public expose virtual, Jumat (14/8).

Pertumbuhan pelanggan dan pendapatan FREN terus berlangsung hingga paruh pertama tahun ini. Sepanjang semester I-2020, pelanggan FREN naik menjadi 26 juta pelanggan atau tumbuh 46,06% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Sejalan dengan itu, pendapatan FREN juga melesat 41,98% dibandingkan semester I tahu lalu, menjadi sebesar Rp 4,3 triliun. "(Di semester I-2020) kami masih konsisten dengan angka-angka pertumbuhannya," sambung Merza.

Sayangnya, kenaikan jumlah pelanggan dan pendapatan FREN belum mampu membawanya perusahaan mencetak laba bersih. Pada tahun 2019, FREN mencatatkan kerugian Rp 2,2 triliun. Angka itu memang lebih mini dibandingkan dengan rugi bersih di 2018 yang sebesar Rp 3,55 triliun.

Namun, pada paruh pertama tahun ini, FREN masih menderita kerugian sebesar Rp 1,22 triliun. Angka ini pun lebih tinggi dari rugi bersih di periode yang sama tahun 2019 yang capai Rp 1,07 triliun. 

Direktur FREN Antony Susilo menambahkan, alasan perusahaan masih mencatatkan kerugian karena ada biaya-biaya yang masih harus ditanggung perusahaan, termasuk untuk investasi dan ekspansi dalam perluasan jaringan.

Baca Juga: Smartfren (FREN) masih menderita rugi sebesar Rp 1,2 triliun

Dia mengakui, FREN masih memerlukan waktu untuk bisa membalikkan kinerja dan meraih laba bersih. "Tentu juga ada biaya opex, kami harus sewa tower, bayar listrik, maintenance. Salah satu faktor kenapa masih rugi. Kami masih ekspansi jaringan, kasih kami waktu dulu untuk memenuhi kapasitas jaringan tersebut," jelasnya.

Antony pun optimistis investasi perluasan jaringan seperti penambahan base transceiver station (BTS) secara agresif yang dilakukan FREN bakal membuahkan hasil. Begitu juga dengan upaya menggenjot pendapatan sehingga bisa tumbuh lebih tinggi ketimbang beban biaya.

Oleh sebab itu, rugi yang dialami FREN bisa terus tergerus. Pada tahun ini, target yang dibidik FREN pun tak muluk-muluk, yakni untuk memperkecil kerugian. "Dari tahun ke tahun kami berusaha menekan kerugian kita. Tahun lalu kami sudah berhasil menekan kerugian. Tahun ini kami sama, targetnya masih berusaha buttom line makin mengecil ruginya," terang Antony.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×